Entah untuk yang keberapa kalinya harkat dan martabat Bangsa Indonesia telah dipermainkan dan diinjak - injak oleh tetangga serumpun, seregional dan sebagainya. Betapa tidak, mulai dari dari Blok Ambalat yang telah dirampas, perbatasan laut yang dicuri, pulau - pulau yang telah dikeruk habis sampai dengan penculikan dan pembunuhan warga negara kita diperantauan.
Yang sangat menyedihkan adalah kita selalu dipersalahkan dan dipermalukan didepan mata kepala kita sendiri, tetapi walaupun demikian kejinya perlakuan mereka terhadap kita, tetapi kita masih berdiamdiri seakan - akan tak berdaya menghadapi permainan yang dilakoni mereka.
Alangkah sedihnya melihat para Tenaga Kerja kita diperlakukan bak pendatang haram, disiksa, pedahal kalau menggunakan logika yang sederhana tenaga kerja kerja kita disana pasti ada yang menampung dan memperkerjakan. Tetapi bangsa kita tetap yang dipersalahkan itu tidak lain akal - akalan mereka untuk tidak membayar upah dan melindungi warga negara mereka yang telah melakukan kecurangan.
Kita lihat lagi, kejadian pembunuhan yang dilakukan oleh warga negara mereka terhadap anak bangsa kita yang berprestasi tetapi kasusnya dipelintir seakan - akan anak bangsa ini yang tidak bermatabat melakukan pembunuhan. Tidak kurang ahli forensik kita telah menyelediki sampai ketempat kejadian.
Yang paling memalukan adalah perkataan bahwa para wanita bangsa yang besar dan bermatabat ini sebagai properti yang dapat diperjual - belikan begitu saja. Sungguh memilukan dan memalukan untuk bangsa yang besar ini.
Dari kasus demi kasus yang menimpa anak bangsa diperantauan sampai sekarang belum pernah ada yang selesai dan dimenangkan oleh para delegasi atau pemimpin kita. Mungkin para pemimpin kita terlalu sibuk mengurusi partai dan kepentingan golongan sehingga melupakan ada segelintir warga negaranya yang terhina, tersiksa dan terlantar terlepas dari apapun latar belakang permasalahannya.
Pasca Presiden Soeharto gaung penyiksaan dan perampasan harta dan martabat bangsa semakin menjadi - jadi bahkan dilakukan oleh para petinggi negara tetangga kita. Pada saat pemerintahan Presiden Soeharto hampir tidak pernah kita mendengar ada warga negara kita yang disiksa, dihina dan dipermalukan seperti sekarang ini. Dan itulah mungkin salah satu kelebihan Presiden Soeharto dan Presiden Soekarno yang disegani baik didalam dan diluar negeri.
Sampai kapan penghinaan dan penyiksaan ini akan terjadi pada diri anak bangsa yang besar ini ? Suatu pertanyaan yang sulit untuk mendapatkan jawaban yang lugas dan cerdas. Selaras dengan statement yang dilontarkan oleh Pitut Soeharto dalam secret operation di Metro TV beliau menyatakan bahwa bangsa kita tidak pernah dipandang sebagai bangsa yang besar melainkan dipandang sebagai bangsa yang murahan akibat kelakuan para pemimpin yang bersifat Korup. Sangat mudah untuk menaklukkan bangsa kita cukup dengan diberi uang selesai sudah permasalahan demikian ucap beliau. Sungguh sangat menyedihkan mendengar statement seperti ini.
Mungkin hal ini ada benarnya, lihatlah banyak kasus - kasus yang menimpa warga negara kita tidak pernah selesai dan jelas status hukumnya. Semua kasus - kasus yang dialami lama kelamaan hilang seperti ditelan bumi tanpa bekas.
Apalah artinya tetangga apabila tidak saling mengerti, saling mambantu dan saling menguntungkan kedua belah pihak. Bukankan Tumbuhan dan Hewan saja mempunyai hubungan Simbiosis Mutualisme ? Lalu mengapa sesama manusia yang dikarunia otak untuk befikir oleh Yang Maha Kuasa tidak pernah digunakan untuk salaing mengerti, saling membantu, saling menghormati dan saling menguntungkan ? Ataukah para pemimpin kita yang harus banyak merenungkan dan mendalami bagaimana mencintai melindungi bangsa bangsa negara ini dengan sesungguhnya. Bukankah dalam pembukaan Undang - Undang Dasar kita dikatakan bahwa Negara melindungi segenap tumpah darah Bangsa Indonesia ?
Bangsa Indonesia terkenal akan bangsa pemaaf tetapi memaafkan bukan berati melacurkan diri tunduk terhadap bangsa lain yang menginjak - injak harkat dan martabat bangsa. Ingatlah Bangsa Kita mempunyai semua kekayaan alam yang besar yang tidak dimiliki oleh bangsa lain dimuka bumi ini, akan tetapi kita kurang cukup bijak untuk mengumpulkan, memanfaatkan dan mengolah kekayaan yang berserakan itu. Kita lebih senang menyerahkan kekayaan sumber daya alam kita yang tak terbatas ini kepada bangsa lain sedangkan kita hanya mendapatkan segelintir atau setetes kenikmatan.
Selain kekayaan alam, bangsa kitapun tidak kalah kepintarannya dari bangsa lain terbukti dengan anak bangsa kita cukup mampu bersaing dan berprestasi diluar negeri mulai dari ahli membuat Tempe makanan yang paling bergizi sampai dengan ahli membuat Senjata sampai dengan Pesawat Terbang pernah kita lakukan. Lalu mengapa kita harus tunduk dan takut dengan bangsa lain ?
MAsih terngiang pidatonya Sang Legenda Negeri ini Presiden Soekarno dengan lantang dan gagah berani mengatakan " INI DADAKU MANA DADAMU " terhadap bangsa penjajah kala itu. Mengapa para pemimpin kita tidak mampu mencontoh para pemimpin kita terdahulu ? Kalau dahulu kita mampu menghadapi penjajah dengan bermodalkan Bambu runcing, Golok dan Tangan kosong mengapa kita tidak mampu menghadapi para penjajah era baru seperti sekarang ini ?
Tetapi walaupun demikian kita masih percaya tidak semua para pemimpin kita bermental tempe, kita yakin masih ada para petinggi negeri ini yang mampu dengan lantang menyuarakan dan meneriakkan " KAMI BANGSA INDONESIA YANG BERMARTABAT DAN MEMPUNYAI HARGA DIRI ".
Wahai Para Pemimpin kami " LAKUKANKANLAH " apa yang pantas dan semestinya dilakukan dalam melindungi segenap tumpah darah Bangsa ini walaupun Nyawa taruhannya. Martabat dan Harga diri bangsa ini ada ditanganmu wahai para Pemimpin. Kami akan berada berbaris lurus dibelakangmu untuk membelamu selalu tanpa sedikit keraguan. Jangan biarkan bangsa lain menginjak - nginjak harkat dan martabat bangsa yang besar ini.
Semoga Bangsaku manjadi bangsa yang besar dan terhormat dimuka bumi ini. Amin !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar