SELAMAT DATANG ANAK BANGSA PEMIMPIN MASA DEPAN


Rabu, 04 Desember 2019

6 CARA PALING AMPUH MENJADI LEADER


Bos memiliki tanggung jawab besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan, jadi bukan tanggung-jawabnya untuk menyenangkan stafnya. Benarkah begitu? Tidak selalu demikian. Walaupun pertumbuhan (growth) perusahaan dengan kenyamanan jarang berjalan beriringan, namun sebenarnya bukan berarti sebagai pemimpin tim yang sedang tumbuh pesat Anda tidak bisa menjadi pemimpin yang disukai oleh staf.
Apalagi telah terbukti bahwa karyawan yang bahagia, akan jauh lebih produktif serta loyal terhadap perusahaan. Kepemimpinan sendiri adalah seni sekaligus keahlian. Anda bisa menjadi pemimpin yang efektif dan berpengaruh dalam membawa tim menuju kinerja yang maksimal, tetapi juga disukai dan dihormati oleh seluruh anggota. Ini caranya:

1. Tampil selayaknya

Tampil berwibawa tapi down-to-earth merupakan keseimbangan yang sulit untuk dipertahankan. Sebaiknya sih, Anda tidak terjebak dengan menjaga jarak perbedaan dengan hal-hal yang simbolik seperti berpakaian lebih formal (lebih mahal), pemesanan tempat parkir khusus, atau memesan makan siang mewah.
Sebaliknya, sebagai atasan sebaiknya memilih pembeda yang lebih bermakna, seperti menjadi orang yang pertama datang dan terakhir pulang, atau pribadi yang kerap menunjukkan antusiasme tanpa henti. Pada saat yang sama, menahan diri untuk berhubungan lebih akrab tetapi ‘palsu’ dengan meminta bergabung bersama staf untuk makan siang, atau sering hang out seputar jam kerja.
Biarkan hubungan antara Anda dan staf berkembang secara alami. Ada banyak cara membangun hubungan harmonis dengan staf Anda melalui rutinitas kantor. Dan yang paling efektif, adalah dengan memberi contoh yang baik dalam urusan profesional. Atau menjadi orang terpercaya dalam membantu staf dalam mitigasi masalah.
Hindari menjadi Mario Teguh dengan menghamburkan kata-kata pembangkit semangat. Maksudnya mungkin baik, menyemangati karyawan, tetapi staf butuh bimbingan dan contoh soal yang nyata bukan jargon kosong, apalagi kutipan moto orang-orang sukses lainnya. Mereka bisa mendapatkan atau bahkan sudah dibanjiri oleh semua hal tersebut melalui media sosial saat ini.

2.Budayakan kritik yang membangun

Ini merupakan aturan yang lebih sulit untuk diikuti bagi para pemimpin daripada karyawan. Tak sedikit lho, bos yang mencoba untuk menerapkan budaya yang menyambut umpan balik konstruktif, hanya kadang mereka kehilangan fokus lalu mendamprat atau “mengucilkan” karyawan yang bermaksud baik untuk mengkritik.
Anda harus menunjukkan kepada staf kejujuran dan komitmen untuk menerima kritik dengan elegan.

3.Gunakan pesaing sebagai motivator

Jika Anda mulai merasakan penurunan moral di kantor, atau ketidakpuasan umum, mengalihkan perhatian kepada kompetitor eksternal dapat menjadi cara yang bagus untuk menengahi ketegangan.
Anda bisa menghabiskan waktu berbicara tentang kompetitor dan mendorong mereka untuk memberikan solusi yang bisa mengalahkan kompetitor. Anda harus bisa merangkul keinginan mereka untuk menang, dan kebanggaan menjadi bagian dari perusahaan yang memimpin pasar.
Ini adalah teknik motivasi, sebagai tim seringnya lebih termotivasi melakukan kerja lebih baik ketika mereka mendapat  dorongan dari kekuatan eksternal. Seperti hampir semua orang besar dengan kisah kepahlawanan fiktif maupun nyata, kehidupan kita cenderung berputar kepada hal mendasar yang sangat sederhana: pahlawan dan penjahat. Memberi mereka penjahat yang tepat, dan Anda akan meningkatkan kesempatan untuk menjadi pahlawan.

4. Hadiah dan barang gratisan

Secara umum orang suka dengan hadiah dan menyukai orang yang memberikan mereka hadiah. Tak ada salahnya mengambil keuntungan dari ini, tampil menjadi sumber sukacita dan kemurahan hati. Praktik ini lebih dari sekadar membagi-bagikan t-shirt perusahaan, atau hadiah parcel yang diterima perusahaan.
Berikan sesuatu yang berkesan yang mereka akan ingat terus. Hadiah makan siang gratis, undian, dan hal-hal kecil lainnya penting. Tetapi suatu kali berikan hadiah besar yang juga sangat berguna untuk merangsang loyalitas psikologis. Mungkin, sebuah tablet atau smart phone terbaru untuk karyawan berprestasi tahun ini?

5. Meminta bantuan kecil kepada staff

Semua orang ingin merasa dibutuhkan, dan perasaan dibutuhkan oleh tim akan meningkatkan loyalitas kepada tim dan atasan. Cara efektif mendekati karyawan Anda adalah meminta mereka untuk melakukan sebuah pekerjaan kecil di luar pekerjaan rutin mereka. Tetapi hati-hati, jangan terjebak pada kesan Anda hanya menambah beban kerja dengan memberi tugas-tugas yang tidak penting.
Indikator terbaik untuk tugas kecil ini adalah, Anda tahu pasti bahwa staf tersebut menguasai tugas itu, dan mampu untuk menyelesaikannya dalam waktu singkat. Misalnya, Anda akan meeting dengan sebuah perusahaan, lembaga atau klien. Jika Anda tahu ada anggota tim yang punya pengalaman berhubungan dengan pihak itu, panggil dia dan mintai saran serta analisa mengenai cara terbaik berkomunikasi dan melobi pihak-pihak itu.
Atau Anda sedang mengerjakan pekerjaan yang terkait bidang ilmu tertentu, seperti perpajakan, public relations, psikologi, dan lain-lain, mintai saran dan masukan dari anggota tim yang memang menguasai.

6. Meminta maaf secara publik atas kesalahan Anda

Permintaan maaf yang tulus atas kesalahan yang Anda buat, akan sangat menyentuh hati karyawan Anda. Sekali lagi, ini memerlukan pertimbangan taktis. Fokuslah pada kesalahan berukuran sedang, dan frekuensi permintaan maaf yang sesuai. Jangan lakukan itu pada kesalahan-kesalahan kecil, karena sebentar-sebentar meminta maaf juga akan membuat hal ini tak berarti.

Bravo Team Leader !!!