SELAMAT DATANG ANAK BANGSA PEMIMPIN MASA DEPAN


Kamis, 19 September 2013

Doa Khattam Al Qur'an


Untuk : Sang Khaliq


Ya Allah,
Kasih sayangilah daku dengan sebab Al Qur'an ini.
Dan jadikanlah Al Qur'an ini sebagai Pemimpin, sebagai Cahaya, Sebagai Petunjuk dan sebagai Rahmat bagiku.

Ya Allah,
Ingatkanlah daku apa - apa yang aku lupa dalam Al Qur'an yang telah Engkau jelaskan.
Dan ajarkanlah dari Al Qur'an apa - apa yang aku belum ketahui.

Dan karuniailah daku selalu sempat membaca Al Qur'an pada malam dan siang hari.
Dan jadikanlah Al Qur'an ini sebagai Hujjah bagiku, Ya Allah Tuhan semesta alam.



Jumat, 23 Agustus 2013

Production Control Bagian II



Pada bagian ini kita akan mencoba masuk lebih dalam apa dan bagaimana Production Control bekerja / bersinergi sehingga dapat menghasilkan kinerja yang maksimal dalam rangka menuju hasil yang telah direncanakan. 


Ada dua hal Tujuan utama Production Control :

  1. Memastikan seluruh aktifitas pabrik berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Ini berarti Production Control adalah sebagai Pusat Kendali dari seluruh aktifitas yang dilakukan. Mulai dari aktifitas Perencanaan, Produksi, Penyimpanan sampai dengan Pengiriman ke customer. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana Production Control dapat  melakukan tugas yang sangat berat ini ? Untuk melakukan tugas yang memerlukan energi yang besar dan sinergi yang cepat maka Production Control diberikan perangkat pendukung yaitu : 
  • Sumber Daya Manusia yang mempunyai persyaratan pada artikel bagian pertama.   
  • Bagian / Perangkat pendukung tugas antara lain : Bagian Sales, Bagian  Planning, Bagian Purchasing, Bagian Warehouse dan Bagian Export Import. 

Dua hal inilah yang menyebabkan Production Control dapat lebih cepat melakukan sinergi baik keluar maupun kedalam perusahaan. Atau penulis sering mengatakan bahwa Production Control dapat melakukan sinergi dengan metode Looping Tertutup. Lihat diagram Looping tertutup dibawah ini. 


Dari diagram diatas dapat terlihat dengan jelas bahwa Production Control dapat melakukan sinergi tanpa batas ruang dan waktu didalam bagiannya sendiri. Hal ini mengakibatkan jika terjadi masalah atau perubahan rencana baik yang disebabkan oleh Internal maupun Eksternal maka dia dapat langsung mendapatkan data dari beberapa bagian untuk dianalisa dalam membuat suatu keputusan / kebijakan yang Cepat, Tepat dan Akurat.

Kinerja Production Control dalam siklus Looping Tertutup dapat dilihat secara jelas dan mendalam pada diagram alir dibawah ini :

Dari Diagram alir diatas terlihat jelas bahwa :
  1. Setiap Output / Hasil kerja satu bagian akan menjadi umpan / Input bagian selanjutnya. Begitu pula sebaliknya jika terjadi masalah disatu bagian maka aliran akan menjadi bersifat reversible ( Dua arah ) ini artinya koordinasi dalam pemecahan masalah akan sangat cepat dilakukan karena komunikasinya selalu terjaga.
  2. Production Control melakukan Total Control mulai dari Permintaan Pelanggan, Pembuatan Perencanaan ( Produksi ( termasuk Manpower dan Machine ), Material dan Level Stock ), Pembelian ( Material dan Sub Material ), Warehouse ( Mulai dari Pemasukan, Penyimpanan, Penempatan, dan Pengeluaran ( Internal ( Produksi dan bagian terkait lainnya ), External ( Customer  atau Supplier ), dan Pengiriman serta Kegiatan Export Import yang menjadi dokumentasi final sebelum di posting kedalam sistem komputerisasi ( SAP, Accurate, SCM maupun Excell of Advance ).
  3. Stock Accuracy dan Level Stock faktor yang sangat mempengaruhi dalam melakukan perencanaan Produksi maupun Material. Oleh karena itu penanganan Warehouse harus benar - benar sesuai dengan prosedur atau rencana kerja agar data yang dihasilkan dapat selalu termutahirkan.
  4. Planning sangat berperan penting menentukan irama kegiatan produksi maupun besar kecilnya keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu didalam Planning juga pada sub bagiannya terdapat siklus Looping Tertutup. Keberhasilan pembuatan perencanaan sangat tergantung dari data dan informasi bagian terkait lainya.
  5. Terakhir dapat kita katakan " Berawal dari Production Control, Dikerjakan dan Difollowup oleh Production Control maka Berakhirpun di Production Control ". 
Tulisan selanjutnya kita akan membahas faktor kedua Tujuan utama Production Control. Selamat mencoba dan mengembangkan sistem ini, semoga sukses ... Bravo The Leader.

Kamis, 22 Agustus 2013

Production Control Bagian I



Dikalangan industri manufaktur sering kita mendengar kata – kata Production Control. Kalau dilihat dari penamaan, maka akan langsung terterlintas difikiran kita adalah hal – hal yang hanya berhubungan erat dengan Produksi suatu produk. Bahkan sebagian orang akan menafsirkan secara langsung adalah Hal – hal atau usaha cara teknis membuat suatu produk.

Seluruh penafsiran diatas dan banyak lagi yang lainnya itu bukanlah suatu kesalahan. Apapun penafsirannya hal itu sah – sah saja. Oleh karena banyak sekali penafsiran – penafsiran tersebut diatas, maka mari kita mencoba mengenal lebih dekat dan mendalam apa sebenarnya Production Control yang dimaksudkan tersebut diatas. 

Kata – kata Production Control sebenarnya sudah banyak dipakai di Industri – industri manufaktur yang berskala menengah keatas khususnya di Negara Jepang. Secara kebetulan penulis sendiri mendapatkan Pelatihan Production Control secara mendalam di salah satu perusahaan besar di Jepang yaitu : Hitachi Power Systems Japan Ltd, Kokubu Works pada Tahun 1995 antara lain : Planning, Budget Making, Procurement, Warehousing dan Production Process. Jadi sebenarnya Production Control sudah diperkenalkan dan dipakai pada era 90an dan baru di era 2005 makin banyak perusahaan – perusahaan Jepang yang berinventasi di Indonesia kata – kata tersebut makin popular terdengar.

Tujuan utama dari Production Control itu sendiri adalah Memastikan dan Menjaga keseimbangan antara Supply, Demand dan Cost untuk keperluan kegiatan Produksi berjalan lancar sehingga seluruh permintaan customer terpenuhi dengan baik serta mensinergikan usaha dari berbagai bagian agar mendapatkan hasil yang lebih Cepat, Tepat dan Akurat. Sehingga sasaran atau target dapat terselesaikan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Dan yang paling banyak dialami dilapangan adalah Pada saat terjadi permasalahan dilapangan maka dengan menggunakan konsep Production Control setiap permasalahan yang timbul akan lebih cepat teratasi. 

Mengapa hal ini dapat dilakukan ? Karena salah satu Fungsi Tugas Production Control adalah Sebagai Shaft / Poros penghubung dari seluruh bagian yang ada didalam pabrik dan termasuk keluar pabrik yaitu : Customer dan Supplier. Dengan menggunakan konsep Production Control ini juga maka Resistensi dan Conflict of Interest lintas bagian dapat dieliminir secara maksimal. Oleh karena Fungsi dan tugasnya sangat besar, maka tidaklah berlebihan jika Production Control dikatakan sebagai Leader atau Window semua bagian dalam dan luar pabrik dalam mencapai Target atau Sasaran yang telah ditentukan atau direncanakan.

Melihat Fungsi dan Tugasnya sangat besar dan berat maka Production Control biasanya dipimpin oleh seorang Division Head, Manager atau General Manager yang mempunyai kualifikasi mutlak sebagai berikut :

1.  Persyaratan Umum / Personel
  • Leadership yang kuat. Yaitu orang yang mampu dan memiliki kekuatan untuk : Memimpin Team kerja ( Team Player ), Memotivasi, Membuat keputusan, Menyelesaikan masalah, dan Bekerja dibawah tekanan.
  • Komunikasi yang baik. Yaitu orang yang mampu dan memiliki pengaruh untuk : Melatih, Presentasi, Negosiasi ( Untuk kalangan Internal  ( Lintas Bagian )  Maupun  External ( Customer dan Supplier )).
  • Analitis dan Sistematis yang tangguh. Yaitu orang yang mampu dan memiliki konsep untuk : Mengkaji dan Mengembangkan sistem berkesinambungan.
2.   Persyaratan Teknis
  • Menguasai Pembuatan Perencanaan, Yaitu : Sales Plan, Production Plan ( Bill of Product ),  Machine Plan ( Efficiency ),  Manpower Plan ( Productivity ),  Materials Plan ( Bill of Material ) dan Quality ( Customer and Supplier Inspection ).
  • Menguasai Warehouse Management Systems, Yaitu : Mencakup Material, Inprocess dan Product (   Sistem    Pemasukan,    Penyimpanan,   Pengiriman,   Pengangkutan ( Handling ) dan Pengambilan ), Inventory systems ( SAP, atau Accurate atau SCM atau Excell of Advance ) ), Balancing dan Tracking  system  jika  terjadi  penyimpangan   atau   gap  (  Kekurangan  atau  Kelebihan  ),  Sub Process  ( Sorter, Packaging dan Incoming ), Stock Taking Accuracy,  dan  Pembuatan Laporan  ( Stock Ledger Report ).
  • Menguasai Export Import, Yaitu : Custom Clearance ( Kawasan  Berikat atau Non Berikat ), Custom Audit, Penghitungan waktu dan resiko transportasi, Penghitungan Pajak ( Import duty dan lainnya ) dan Penghitungan kubikasi serta cara penentuan jenis packaging, trucking dan container.
  • Menguasai Procurement, Yaitu : Spesifikasi Teknis ( Drawing dan Process flow ), Penghitungan harga ( Breakdown of Cost ),  Supplier Development   ( Supplier Rating, Supplier Inspection dan Supplier Audit ) dan Pembuatan jadwal kedatangan. 
  • Menguasai QC7 Tools,  Yaitu : Minimal Statistic Process Control ( Pareto dll ) dan Teknik Pemecahan Masalah ( Fishbone, 5W1H, Problem Tree Analysis dll ). 
  • Menguasai Konsep Just In Time, Kanban dan FIFO, Yaitu : Baik untuk kepentingan Produksi maupun untuk Kedatangan dari Supplier.
Jika salah satu persyaratan diatas tidak terpenuhi, maka sudah barang tentu hasil yang maksimal akan mengalami perlambatan. Oleh karena itu untuk menyiasati hal tersebut dibeberapa perusahaan sering dilakukan Penguatan pada rekruitmen untuk posisi Supervisor Teknis. Tetapi berdasarkan pengalaman empiris penulis dilapangan hal ini juga masih belum mendapatkan hasil yang paling maksimal.

Berikut ini adalah contoh Struktur Organisasi di Tiga Perusahaan Multinational yang pernah penulis lakukan ( Setup ), dimana Struktur ini mampu melakukan kinerja Pengiriman rata – rata : $ 2.500.000 / Bulan, dengan jumlah total karyawan pada Divisi Production Control sebanyak : 120 Orang. Effisiensi Cost Karyawan berkisar : 1.4%~1.6%. Jumlah Bill of Material : 800 Item serta Jumlah Bill of Product : 250 Item


Semoga bermanfaat untuk para praktisi yang sedang membangun atau sedang mengembangkan sistem menuju : LEBIH CEPAT, LEBIH TEPAT dan LEBIH AKURAT. Dan tulisan selanjutnya akan mengupas secara lebih mendalam mengenai Teknis Pelaksanaan Production Control di Lapangan.

Selamat mencoba dan mengembangkan sistem ini ... semoga sukses. Bravo The Leader.

Selasa, 09 Juli 2013

Marhaban Yaa Ramadhan

Untuk : Sang Khaliq


Marhaban Yaa Ramadhan. Marhaban Yaa Ramadhan, Marhaban Yaa Ramadhan ........
Ya Allah yaa Tuhan kami, penguasa langit dan bumi yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Maha Suci Engkau yaa Allah yang telah memanjangkan umur kami, sehingga kami masih diberi kesempatan bertemu bulan yang penuh Rahmat dan Barokah. Bulan yang kami nanti - nantikan yaitu Bulan : Ramadhan.

Dibulan yang penuh Rahmat dan Barokah ini kami bersimpuh dihadapanmu .... memohon ampun atas dosa - dosa dan kekhilafan yang kami lakukan selama ini. Dan dibulan yang penuh dengan ampunan ini pulalah kami berpasrah diri dihadapanmu Yaa Rahmatan lil Alamin.

Tidaklah kami akan bertemu dengan bulan penuh Rahmat ini jika tidak diperkenalkan dengan Manusia Agung kekasihMu yaitu : Muhammad SAW. Manusia Agung inilah yang telah menuntun dan memberikan kami sinar terang dalam meraih RidhoMu yaa Allah.

Shalawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kami Manusia Agung kekasihmu Muhammad SAW beserta keluarga dan para Sahabat. Semoga RahmatMu senantiasa bercucuran tanpa henti - hentinya kepada tuntunan dan junjungan kami Muhammad SAW.

Yaa Allah yang Maha Pengampun atas segala Dosa dan Kesalahan.....
Masukkanlah aku, keluargaku, orangtuaku, anak istriku dan para sahabat - sahabatku kedalam RamadhanMu tahun ini dengan RahmatMu yaa Allah.

Terimalah amal ibadah Ramadhan kami sehingga kami akan termasuk manusia yang beruntung dikemudian hari. Berilah keikhlasan dan kekuatan pada hati dan raga kami agar kami tetap Istiqomah dalam menjalankan perintah ibadah pada Bulan Ramadhan tahun ini.

Yaa Allah yang Maha Kuasa diatas segala penguasa langit dan bumi .....
Kami memohon dengan segala kerendahan hati kami yaa Allah ..... Terimalah Taubat kami dan keluarkanlah kami nanti dari RamadhanMu dengan segala Ampunan dan RidhoMu yaa Allah. Sehingga kami akan  termasuk kepada golongan orang - orang yang bersyukur.

Dan kami selalu berharap semoga Engkau masih memberikan kesempatan kepada kami untuk bertemu kembali pada RamadhanMu ditahun depan.

Marhaban Yaa Ramadhan. Marhaban Yaa Ramadhan, Marhaban Yaa Ramadhan ........

Fastabiqqul Khairat.


Sabtu, 29 Juni 2013

Manajemen Perubahan 1


Untuk : Sang Pemimpin.

Kata Perubahan sering kita dengar bahkan sangat akrab dikehidupan kita. Ditempat kerja, dipasar, di mall, bahkan dirumah tangga sekalipun, kata - kata ini sering terdengar akrab. Bahkan mungkin kita termasuk salah satu yang paling sering mengucapkan kata - kata ini. Karena begitu mudahnya kita mengatakan kata - kata in,i sampai - sampai kita terlena atau terlupakan dengan strategi yang harus dibuat atau direncanakan. Tentu saja sudah dapat diprediksi atau diperkirakan sebelumnya, jika suatu perubahan tanpa didasari dengan suatu perencanaan yang matang maka bukan perbaikan menuju kebaikan atau keberhasilan yang didapatkan melainkan justru perubahan yang menuju keburukan atau kegagalan yang akan menghampiri / didapat. 

Sebelum kita membahas bagaimana dan perencanaan seperti apa yang harus kita persiapkan agar kita dapat mereduksi bahkan menghilangkan kemungkinan gagal maka kita harus mengetahui, mempelajari, memahami arti suatu Perubahan secara mendasar dan mendalam. Hal ini untuk menghindarkan kita menjadi kehilangan arah dan fokus pada saat memasuki tingkat implementasi.

Sebetulnya untuk apa sih perubahan itu ? Mari kita berfikir secara mudah tanpa menggunakan teori manajemen yang sulit dimengerti / dicerna. Perubahan adalah suatu usaha yang dilakukan baik itu dilakukan bersama - sama atau berkelompok maupun dilakukan secara sendiri - sendiri atau individu dalam rangka menuju suatu hasil / kondisi yang lebih baik dari hasil / kondisi sebelumnya.

Jadi sangatlah jelas disini bahwa setiap kelompok atau individu apabila melakukan perubahan pasti yang diinginkannya adalah hasil / Kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Hal ini juga berarti setiap perubahan harus didasari dengan Niat yang ikhlas dan Komitmen yang kuat dalam menjalankan perubahan yang akan dilakukan.

Jadi kita diingatkan dengan sangat jelas bahwa landasan / pondasi untuk suatu perubahan adalah NIAT yang Ikhlas dan KOMITMEN yang Kuat. Jika perubahan kita lakukan pada sebuah perusahaan maka sangatlah jelas, baik PEMILIK dan PEKERJA ( Pemimpin dan yang Dipimpin ) mutlak harus mempunyai dua landasan diatas. Jika hal ini tidak dimiliki oleh salah satu atau bahkan keduanya, maka sangat mudah dipastikan perubahan yang dilakukan hanya membuang - buang Energi, Waktu dan Biaya alias tidak akan berhasil alias Gatot ( Gagal Total ).

Mari kita mulai mencoba untuk mempelajari, memahami dan merumuskan arti pentingnya sebuah Niat dan Komitmen secara mendalam dari beberapa sudut pandang.
Niat menurut arti bahasa : Kehendak / Keinginan / Maksud atau Tujuan Suatu Perbuatan.
Niat adalah Keinginan / Harapan dengan hati yang mantap.
Niat memiliki aspek niat, diantaranya itu ada 3 hal :
  • Diyakini dalam hati.
  • Diucapkan dengan lisan tetapi tidak perlu keras sehingga tidak menggangu orang lain.
  • Dilakukan dengan amal perbuatan.
Komitmen menurut arti bahasa :  Perjanjian ( Keterikatan ) untuk melakukan sesuatu tujuan.

Teranglah sudah untuk kita, bagaimana Niat dan Komitmen merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan satu dengan lainnya. Dimana Niat dilakukan secara individu atau sendiri - sendiri sedangkan Komitmen merupakan pemersatu / perekat dari para individu menjadi satu tim kerja dalam mencapai tujuan. Dengan kata lain didalam suatu perusahaan yang sedang melakukan suatu perubahan, maka secara mutlak dapat dikatakan bahwa keberhasilan dapat dicapai hanya dengan kebersamaan ( Teamwork ) yang kuat. Tanpa mengabaikan prestasi / penghargaan yang dilakukan oleh para individu tersebut.

Bukan main ??? untuk melakukan suatu perubahan ternyata kita harus mempelajari dan memahami secara mendalam arti kata Niat dan Komitmen yang digambarkan sebagai pondasi sebuah bangunan yang bernama Perubahan. Bayangkan jika suatu bangunan rumah tanpa memiliki pondasi yang kuat / kokoh maka jika terjadi sedikit goncangan saja, bangunan tersebut akan mengalami gangguan kerusakan yang besar.

Pondasi Niat dan Komitmen ini pada umumnya sangatlah mudah diucapkan oleh banyak para praktisi hanya  pada kondisi awal bahkan banyak praktisi yang menganggap kedua hal ini merupakan hal yang sepele dan dapat dilakukan kapanpun diperlukan / dibutuhkan. Mengapa demikian ? karena kedua hal ini merupakan faktor diluar standard manajemen baku yang banyak dipelajari atau dianut oleh para praktisi yaitu : Para Pemilik dan Para Pekerja.

Kebanyakan para praktisi ( Pemilik dan Pekerja ) menganggap bahwa jika faktor standard yaitu : 4M1E telah dipenuhi maka perubahan akan secara otomatis akan mengarah pada Keberhasilan. Pendapat para praktisi tentu saja sangat merugikan para praktisi itu sendiri. Mengapa demikian ? Para praktisi melupakan kenyataan  / realitas bahwa :
  • 4M1E adalah Faktor alat untuk mencapai ukuran. Dan dilakukan setelah terjadi kesepakatan antara para praktisi ( Pemilik dan Pekerja ) atau dilakukan pada saat perubahan dilakukan.
  • Niat dan Komitmen adalah Faktor awal dan penentu jalan dan tidak nya Faktor alat ukur yang akan dilakukan.
  • Perubahan atau melakukan kedua hal diatas dilakukan oleh benda hidup yang bernama Manusia, dimana seorang manusia  mempunyai cita dan rasa yang sangat mudah terpengaruh dan tergantung pada kondisi / keadaan tertentu. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kepastian dan kemantapan Niat dan Komitmen  pada saat terjadi kondisi yang kritis / genting / diluar kendali.
  • Bagaimana mungkin kita yakin dapat melakukan Faktor lanjutan jika kita tidak / belum melakukan Faktor awal.
Berdasarkan pengalaman empiris penulis dalam melakukan perubahan di delapan perusahaan nasional dan multinasional yang produknya dipakai konsumen tingkat nasional dan dunia, Semua perubahan yang dilakukan berakhir dengan kata BERHASIL dengan kata lain perusahaan berkembang sesuai dengan harapan Sang Pemilik. Sedangkan kondisi pada saat dilakukan perubahan berada pada kondisi awal berdiri sampai dengan Perusahaan telah berdiri / berjalan diatas 15 Tahun.

Ternyata kesimpulan yang didapat adalah faktor Niat dan Komitmen inilah yang justru jadi penentu keberhasilan Perubahan yang dilakukan di delapan perusahaan tersebut. Dimana Top Manajemen ( Pemilik ) benar - benar meyakini bahwa para pekerja dapat melakukan apa yang mereka harapkan / inginkan dari suatu perubahan tanpa harus melakukan mencampuri hal - hal yang detail sehingga tidak terjadi over lapping dalam tataran implementasi suatu perubahan.

Filosofinya tentunya sangatlah mudah dan sering dipakai oleh orang bijak dalam mengambil sebuah keputusan antara lain :
  • Jika sebuah kapal terdapat dua nakhoda maka pecahlahlah kapal tersebut. Bagaimana mungkin kapal akan berjalan sempurna jika terdapat 2 Nakhoda yang berlainan keyakinan dalam menentukan arah kapal.
  • Jika Dunia ini memiliki 2 Matahari, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah hancurnya Dunia dan Seisinya. Mengapa demikian ? Bagaimana mungkin Bumi dan seisinya akan dapat / mampu menahan panas yang berlebihan, jika dengan satu matahari saja dan dengan salah satu siklusnya sudah dapat membuat bumi kekeringan / kebakaran / kebanjiran dan kesulitan lainya.
Oleh karena itu, untuk para Praktisi  yang sedang melakukan Perubahan baik di Perusahaan dan Diluar Perusahaan yakinilah bahwa Niat dan Komitmen adalah Pondasi yang harus Dimiliki, Dipahami  dan Dilakukan oleh Kedua belah pihak ( Pemilik dan Pekerja ) agar pada saat kondisi yang genting, diluar kendali atau kritis karena Waktu, Biaya dan Tenaga dapat terkendali / dikendalikan dengan baik.

Sehingga tujuan Perubahan, apapun perubahan itu dapat dipastikan mengarah pada kondisi Keberhasilan yang tinggi. Dan tidak kalah pentingnya adalah kesadaran yang tinggi untuk meyakini dan realistis bahwa setiap perubahan ada yang dapat langsung dirasakan tetapi pada banyak kenyataan / pengalaman empiris membuktikan bahwa hasil perubahan lebih banyak dirasakan secara gradual / bertahap sesuai dengan realitas lapangan. Kondisi 4M1E merupakan faktor manajemen standard yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya hasil perubahan yang didapat.

Sedangkan faktor lain yang juga dipertimbangkan adalah ketepatan dalam memilih Leader, Tools dan Sumber Daya lainnya juga memiliki peranan tak kalah penting dalam menunjang percepatan Perubahan yang dihasilkan. Jika hal ini tidak diyakini, maka hal ini dapat menyebabkan berkurangnya / menurunnya Percaya Diri para praktisi bahkan dapat mengakibatkan terpecahnya Fokus / konsentrasi pada tataran implementasi. Dan jika hal terjadi maka dapat juga dipastikan / diprediksi bahwa Perubahan yang dilakukan tidak akan berjalan sesuai dengan arah dan tujuan yang diharapkan / direncanakan.

Selamat mencoba dan mengimplementasikan Konsep Manajemen Perubahan yang sederhana ini, semoga berhasil  ....  Bravo The Leader.



Selasa, 01 Januari 2013

Balance Score Card

Didalam dunia industri / perusahaan apakah itu industri Barang dan Jasa, Kesehatan, Manufacturing dan lain sebagainya sangat dibutuhkan tolok ukur / parameter dari tingkat suatu keberhasilan. Dan Sering pula kita mendengar bawahan, atasan ataupun rekan sejawat mengatakan " Saya telah melakukan pekerjaan dengan maksimal ". Akan tetapi ketika ditanyakan seberapa besar serta seberapa jauh tingkat maksimalnya ? Terkadang pertanyaan ini sulit untuk dijawab.

Tentunya jawabanya bukanlah dengan selogan, jargon ataupun dengan penjelasan yang tidak jelas ujung pangkalnya. Tentunya jawaban yang diharapkan adalah jawaban dengan berdasarkan Fakta dan Data.

Salah satu tolok ukur / parameter yang sering dipakai dalam dunia industri atau perusahaan adalah dengan menggunakan Metode Balance Score Card. Metode ini sangat Effektif dan Effisien dalam mengukur tingkat suatu keberhasilan.

Dalam dunia indutri / perusahaan ada beberapa sisi / sudut pandang yang sering diukur tingkat pencapaiannya antara lain adalah :  
  1. Keuangan
  2. Sumber daya manusia 
  3. Pelanggan
  4. Proses
Keempat faktor ini sangat menentukan arah serta kelanjutan dari suatu industri.

Dari penggunaan metode Balance Score Card ini, banyak sekali evaluasi atau keputusan yang dapat diambil antara lain :
  1. Management dapat memutuskan langkah penghematan atau kearah mana ekspansi usaha akan dilakukan. 
  2. Management dan pelaku dapat lebih fokus dalam menentukan tindakan pencegahan dan perbaikan sehingga kerugian yang berkelanjutan dapat dihindari.
  3. Management dan pelaku dapat  mengetahui permasalahan atau kelemahan yang up to date atau termutahirkan.
  4. Management dan pelaku dapat setiap saat melihat tingkat kepuasan pelanggan yang merupakan hasil dari kinerja team yang dibangun. 
  5. Management dan pelaku dapat menentukan langkah kebijakan yang cepat dan tepat untuk meningkatkan kinerja, skill dan kesejahteraan sumber daya manusia yang dimiliki. ( Contoh : Kenaikan jabatan, training, dan sebagainya ) 
Kesemuanya ini akan bermanfaat jika evaluasi denga Metode Balance Score Card ini dilakukan secara teratur / periodik tertentu baik jangka pendek maupun jangka panjang ( Contoh : Bulanan dan Tahunan ) dan juga harus disertai action plan yang cepat dan tepat dari hal - hal yang belum tercapai.

Contoh : Balance Score Card Bulanan dan Tahunan













Dengan demikian dapat diartikan tujuan dan manfaat dari pengukuran dengan Metode Balance Score Card ini adalah : Usaha untuk memaksimalkan dalam mengelola, mengambil keputusan serta mengidentifkasi masalah dan kebutuhan sehingga perusahaan dapat berjalan dengan arah yang tepat sesuai dengan Misi dan Visi dari perusahaan.

Selamat Tahun Baru 2013



SELAMAT TAHUN BARU 2013

SEMOGA DI TAHUN 2013 INI KITA SENANTIASA
MENDAPATKAN KEBERKAHAN SERTA TUNTUNAN
DARI ALLAH SUBHANA WATA'ALA
DALAM MANJALANI KEHIDUPAN MENUJU MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK