SELAMAT DATANG ANAK BANGSA PEMIMPIN MASA DEPAN


Senin, 30 Maret 2009

Gelombang Maut Situ Gintung


Jum'at 27 March 2008, disaat kita sedang tertidur pulas diatas kasur yang empuk, disaat kita sibuk browsing di internet, disaat kita bangun untuk menunaikan shalat subuh, disaat itu pulalah beberapa saudara kita bergelut dengan sakratul maut yang diperantarai oleh Sang Gelombang Maut Situ Gintung.

Situ Gintung yang mempesona itu dan ramah itu tiba - tiba mengeluarkan amarahnya dengan menjebol dam yang terbuat dari besi baja yang konon kabarnya dibuat oleh pemerintah belanda sekitar tujuh puluh tahun yang silam. Situ artinya dalam bahasa betawi adalah tempat penampungan air / reservoar akibat hujan. Dan Situ Gintung ini dibuat oleh pemerintah Belanda dalam rangka menampung air hujan agar dapat mengairi sawah dan ladang penduduk pada saat itu selain sebagai penyangga air agar tidak meluap ke ibukota.

Akan tetapi pagi itu bendungan Situ Gintung tidak mampu lagi menahan kekuatan potential dari air yang ditampungnya sehingga menjebol pertahanan kekuatan bendungan yang terbuat dari baja itu.

Hampir mendekati angka seratus orang saudara - saudara kita yang menghembuskan napas terakhirnya pagi itu, hampir seratus rumah penduduk rata dengan tanah dan hampir puluhan lainnya luka - luka ringan dan berat harus dirawat di rumah sakit.

Bagi korban yang selamat tentu hal ini akan menjadi sejarah pahit hidupnya dengan dibayangi trauma yang panjang akan kejadian naas itu. Mereka telah kehilangan orang - orang yang tercinta, mereka telah kehilangan harta benda yang dengan susah payah dikumpulkan selama bertahun - tahun lenyap seketika dihantam oleh Sang Gelombang Maut Situ Gintung.

Ajal memang ditangan Sang Kuasa, tetapi musibah yang datang ini dilantari oleh kelalaian para pemimpin kita dalam mengelola lingkungan, lantas siapa yang harus bertanggung jawab atas kejadian musibah ini ? Sampai sekarang belum ada satu pemimpinpun merasa bertanggung jawab atas musibah ini.

Para pemimpin sibuk saling lempar tanggung jawab atas musibah ini dan yang paling ironisnya ketika Sang Presiden bertanya mengapa ini terjadi ? Dijawab oleh para pembantunya dengan alasan yang sedikit diluar perkiraan kita yaitu karena curah hujan yang luar biasa dan disertai hujan es. Sungguh suatu jawaban yang kurang pas untuk ukuran seorang pemimpin. 

Jelas Situ Gintung adalah tempat penampung air akan tetapi mengapa sampai jebol ? Benar karena tidak kuat menahan air, mengapa tidak kuat kuat menahan air ? Karena faktor usia bendungan yang telah uzur untuk menahan kekuatan air yang melebihi kapasitas. Kalau demikian jelas masalahnya karena faktor usia, lalu apa tindakan para pemimpin untuk mengantisipasi jika bendungan menerima air yang berlebihan itu ?

Semakin jelas bahwa karena tidak adanya tindakan preventif yang dilakukan para pemimpin untuk mengatasi hal ini. Mungkin para pemimpin lebih disibukkan dengan mengurusi proyek Sekolah Unggulan yang sesungguhnya belum diperlukan atau karena terlalu disibukkan mengurusi partai yang menjelang pemilu sebentar lagi ? Atau karena disibukkan membangun kanal barat dan timur ? Apapun alasannya ini adalah suatu kelalaian tugas dan kelalaian dalam menganalisa masalah, tinggal siapa yang berani secara ksatria mengakui kesalahan akan musibah ini. 

Tak kurang dari Sang Presiden dan Wakil Presiden beserta para menteri terkait turun langsung kelapangan melihat dan menunjukkan rasa simpatinya pada korban dan keluarga. Sesungguhnya mereka tidak lagi membutuhkan perhatian dan simpati dari kita akan tetapi mereka membutuhkan uluran tangan dari kita semua untuk membantu meringankan beban mereka atau dengan kata lain mereka butuh tindakan nyata bukan retorika.

Mereka butuh kepastian bagaimana menyambung hidup, bagaimana mereka tinggal, bagaimana perut mereka kenyang, bagaimana masa depan mereka, bagaimana mereka kembali bersekolah, bagaimana mereka hidup sehat ? Semua pertanyaan itu membutuhkan keputusan yang cepat dari para pemimpin. Jangan sampai nasib mereka akan sama dengan saudara - saudara pendahulunya yaitu korban lumpur lapindo yang sampai sekarang belum jelas akhirnya.

Mari kita bantu saudara - saudara kita yang tertimpa musibah ini dengan segera dan segala cara dan untuk korban Gelombang Maut Situ Gintung ini semoga ditabahkan hatinya,l ditambahkan kesabarannya dalam menghadapi musibah ini.

Semoga Sang Pemimpin tahu apa yang diharapkan oleh rakyatnya. Semoga !


Jumat, 20 Maret 2009

Saudaraku Sayang Saudaraku Malang


Dipagi hari yang ceria ini hati kecil kita menangis ketika melihat saudara - saudara kita yang menderita lahir dan bathin karena korban Lumpur Lapindo disalah satu acara berita televisi nasional digendong dan digotong kedalam mobil aparat keaamanan ketika mereka berdemo didepan istana negara kemarin malam. Mereka dipindahkan karena berdemo didepan istana negara dengan cara tidur semalaman terlentang ditengah jalan sehingga dianggap mengganggu ketertiban umum dan pemandangan.

Apapun alasannya memang yang mereka lakukan adalah hal yang tidak patut dan tidak wajar yang dilakukan oleh seorang warga negara, apalagi demo yang dilakukan adalah didepan istana negara simbol dari eksistensi dan kehormatan bangsa dan negara yang besar ini. Tetapi pernahkah kita berfikir mengapa mereka melakukan hal yang telah melewati batas kewajaran dan kepatutan ini ?

Diiringi jeritam histeris dan isak tangis pihak keamanan dengan cara - cara yang cukup simpatik berhasil memindahkan mereka kedalam bis tanpa harus melakukan tindakan - tindakan yang bersifat represif. Tampak pihak keamanan benar - benar menyadari akan tanggung jawab dan tugasnya dalam menghadapi rakyatnya. 

Patut kita acungkan jempol dan dicontoh, bagaimana pihak keamanan yang telah melakukan tugasnya dengan baik dalam mengayomi dan melayani masyarakat. Terutama untuk  Sang Pimpinan Kapolres sendiri turun langsung berbicara dan memimpin acara evakuasi ini yang cukup simpatik ini.

Kurang lebih tiga tahun sudah tragedi Lumpur Lapindo berlalu, tetapi penyelesaian dan penanggulangannya belum juga usai. Para ahli - ahli kita, para ilmuan - ilmuan kita, para pemikir - pemikir kita sedang berfikir keras bagaimana caranya mengatasinya dan entah sampai kapan akan selesai hanya yang maha kuasa yang tahu ? Tak lebih dari para ahli pengeboran dari luar negeri telah didatangkan untuk menyelesaikannya akan tetapi ternyata masih belum ada yang mampu menaklukkan Sang Lumpur Ganas yang telah merenggut kehidupan dan trauma masyarakat yang berkepanjangan.

Kurang lebih tiga tahun itu pulalah saudara - saudara kita kehilangan keceriaannya, kehilangan mata pencahariannya sebagai penopang hidup, kehilangan harta benda yang telah dikumpulkannya dengan susah payah selama bertahun - tahun, kehilangan / tercerai berainya sanak saudara yang dicintai, kesemua yang disayangi dan dicintai ini lenyap seketika ditelan Sang Lumpur tanpa kompromi.

Entah siapa yang bersalah atau yang harus disalahkan yang jelas masyarakat dihadapkan pada penderitaan yang berkepanjangan. Tak kurang para Sang Pejabat, Sang Wakil Rakyat, bahkan Sang Presiden telah ikut turun tangan dalam membantu dan menyelesaikan penderitaan rakyat. Akan tetapi sangat disayangkan karena sampai hari ini penyelesaiannya masih belum tuntas / menemui titik terang.

Air mata yang dikeluarkan merupakan air mata derita yang akan terekam dalam sejarah kehidupan pahit mereka, mereka seperti ditelantarkan begitu saja tanpa suatu kepastian yang ada ujungnya. Janji - janji yang mereka dapatkan dari Sang Penguasa selalu molor dari yang telah disepakati, lalu siapa lagi yang akan menyelesaikannya kalau bukan Sang Pemimpin Negeri ini.

Para Pemimpin yang bijak seharusnnya segera menyelesaikan persoalan ini. Mungkin kita tidak terlalu memikirkannya karena kita tidak mengalami tragedi seperti mereka. Berita dan dikoran yang mengabarkan tentang mereka sering hanya kita anggap sebagai hiburan sehari - hari pengantar kita bekerja, bersantai dan tidur.

Mungkin kalau kita boleh berandai - andai seperti berikut : Andainya rumah yang tenggelam itu  terjadi pada rumah kita ? Andainya sawah ladang itu yang untuk menghidupi keluarga terjadi pada sawah dan ladang kita ? Andainya kampung halaman yang tenggelam itu terjadi pada kampung halaman kita ? Andainya sekolah - sekolah yang tenggelam itu terjadi pada sekolah anak - anak kita ? Andainya Harta benda yang tenggelam itu terjadi pada harta benda kita ? Maka sangatlah diyakini dan dipastikan Air Mata penderitaan kita akan mengalir sederas - derasnya seperti Air Mata saudara kita yang sekarang dan kita juga yakin kita akan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan sekarang bahkan mungkin lebih dari itu.

Mungkin kalau kita mau mencoba untuk membayangkan sedikit saja tentang : Bagaimana kalau kita tinggal dipengungsian tanpa fasilitas yang memadai ( MCK yang tidak mencukupi dan tidak bersih ) ? Bagaimana rasanya badan kita tidur tanpa bantal dan kasur yang empuk ? Bagaimana rasanya badan kita tidur ditemani oleh nyamuk ? Bagaimana rasanya badan kita kalau tidak cukup makan ? Bagaimana jiwa kita yang terbiasa tinggal dirumah milik sendri kini tinggal dipengungsian yang tidak jelas keamanan dan kenyamanannya ? Maka sangatlah diyakini dan dipastikan kitapun akan melakukan hal yang sama seperti yang mereka lakukan sekarang bahkan mungkin lebih dari itu.

Dimana Suara Para Pemimpin yang pada saat kampanye dahulu selalu dekat dan mengharapkan suara dari mereka ? Dimana Suara Para Pemimpin yang katanya mewakili daerah pemilihan tempat mereka tinggal ? Dimana Suara Para Penguasa tempat mereka menggantungkan harapan dan kehidupan ? Keluarlah, Lihatlah, Rasakanlah penderitaan mereka. Berbuatlah sesuatu yang pasti terhadap mereka, mereka sudah kehilangan yang disayanginya, mereka telah lelah untuk berbicara, mereka telah stress memikirkan masa depan, karena mereka pada hakikatnya sama seperti kita tidak lebih dari seonggok daging dan tulang belulang yang terbungkus kulit yang harus mengabdi kepada Sang Pencipta Alam Semesta.

Entah sampai kapan penderitaan saudara - saudaraku berakhir ?


Minggu, 15 Maret 2009

Kemanakah Sekolahku ?


Minggu ini, kita sekali lagi dikagetkan dengan akan diluncurkannya Sekolah Super Unggulan di Jakarta yang akan diresmikan oleh Sang Pemimpin Gubernur, sebuah Sekolah Menengah Atas yang konon katanya khusus diperuntukan anak - anak super pintar di Jakarta. Tak lebih dana yang diambil dari rakyat ini berjumlah Rp. 96.000.000.000,- ( Sembilan Puluh Enam Milyar rupiah ) telah dihabiskan dan dihambur - hamburkan hanya untuk melayani segelintir para pelajar di negeri ini yang berkonotasi SuperUnggul. Jumlah yang cukup fantastik untuk kondisi sekarang dimana rakyat sedang dililit kesulitan ekonomi.

Belum lama ini kita sudah dijejali dengan sekolah berkonotasi Unggulan kini muncul lagi berkonotasi Super Unggul. Mulai dari jenjang Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas. Yang ada dibenak kita ada sebuah pertanyaan yang terkadang selalu memhampiri kita mulai dari kita bangun sampai kita tidur kembali adalah Bagaimana dan dimana sekolah anak - anakku, saudara - saudaraku kelak ? Dapatkah mereka mendapatkan pendidikan yang layak ?

Para Pemimpin dengan segala dalih dan teori sehingga mempunyai keleluasaan untuk menggolkan proyek milyaran rupiah ini dan yang tidak habis pikir lagi adalah para wakil - wakil rakyat turut serta andil mengiyakan akan kebutuhan sekolah ini. Tak lebih sekolah ini mirip seperti sekolahnya Harry Potter tempat anak - anak yang mempunyai kekuatan supra natural dan intelegensi yang lebih dari rata - rata. Yang diharapkan akan menguasai kekuatan sihir untuk berfantasi sesuka hatinya dari sang guru Ahli Sihir.

Kita tidak tahu jelas alasannya sehingga sekolah ini sangat Urgent / Super penting. Konon salah satu alasannya adalah untuk lebih meningkatkan taraf pendidikan untuk anak - anak yang mempunyai intelegensi diatas rata - rata tadi. Mungkin tujuan para pemimpin kita yang sekarang ini adalah Baik dari segi kualitas tetapi dari segi moral yang dimiliki bangsa indonesia yang luhur ini agaknya tidak Benar. Mengapa demikian ? Kalaulah mereka segelintir pelajar yang super rata - rata didahulukan atau diistimewakan bagaimana yang dibawah rata - rata ? Berarti mereka tidak dapat mengenyam atau menikmati kemajuan dari dunia pendidikan, sedangkan amanat dari Undang - undang Dasar Negara ini menjamin setiap warga negaranya menikmati pendidikan yang sama.

Belum lagi mental psikologis untuk anak - anak yang dibawah rata - rata sudah jelas akan merasa tersisih alias minder terhadap teman - temannya yang super unggulan itu. Dan effek mental dari sang unggulan sedikit banyak telah terbangun secara sistematis mental Egois yang tinggi karena merasa lebih dari yang lain. Kesemuanya ini adalah model pendidikan barat yang sangat kapitalisme, sekulerisme dan sudah mengarah pada rasisme pendidikan.

Kalaulah tujuannya untuk menghasilkan manusia - manusia Indonesia yang mempunyai kekuatan otak kanan yang lebih / jenius sehingga dapat menguasai dan mengimbangi para pelajar di negara - negara maju ? Hal ini berarti para pemimpin kita masih dibutakan mata - hatinya untuk melihat realitas yang ada. Yang sudah jelas didepan mata adalah untuk menikmati pendidikan yang super itu tentunya dengan biaya yang super pula, jadi isapan jempol kalau ada anak petani yang berintelegensi yang memadai mampu bisa masuk ke sekolah super unggul ini.

Kita lihat contoh yang sederhana : 1. Negeri ini telah mencetak seorang anak bangsa yang bernama BJ habibie yang disegani dan diakui dunia akan kehebatan otaknya dalam dunia penerbangan, apakah dahulu bersekolah di sekolah dengan status unggulan atau super unggul ( Tak lebih dari sekolah biasa ) ? 2. Seorang proffesor termuda berumur 25 tahun yang telah diakui kehebatannya otaknya oleh para ilmuan di Amerika Serikat yang berasal dari Indonesia, apakah dasar pendidikannya sewaktu di sekolah menengah pertama dan menengah atas dilakukan di sekolah unggul atau super unggul ( Tak lebih dari sekolah biasa) ? 3. Apakah anak - anak kita yang berlaga didunia international dan menyabet juara dalam olympiade Matematika, Fisika dan Astronomi semuanya berasal dari sekolah unggulan atau super unggul ( Tak lebih dari sekolah biasa dan anak - anak kampung ) ?

Dari ketiga contoh yang realitas diatas bahwa Anak Bangsa Indonesia yang besar ini tidak butuh klasisifikasi unggul atau super unggul ? Tetapi Anak Bangsa ini butuh kebersamaan dan perhatian yang sama untuk menghasilkan yang terbaik dari mereka. Tidak ada yang menunjukkan dari dari data diatas bahwa untuk menghasilkan yang terbaik harus dengan fasilitas yang khusus, makanan yang khusus, latar belakang yang khusus dan yang khusus lainnya.

Justru sebaliknya dengan adanya dikotomi atau pengklasifikasian pendidikan akan menambah rasa frustasi sebagian besar anak bangsa karena merasa sudah tidak berguna alias tidak unggul apalagi super unggul. Yang lebih paradoks lagi adalah disatu sisi kita membanggakan sekolah unggulan dan super unggul dengan fasilitas yang serba mewah, tetapi disatu sisi masih banyak sekolah - sekolah negeri dan swasta yang mempunyai fasiltas tiang bangunannya mau roboh bahkan sudah ambruk, kebanjiran, meja dan bangku reyot dihantam rayap.

Lihat saja kondisi lainnya, kalau dahulu banyak teman - teman yang kurang beruntung ekonomi keluarganya karena memiliki kemampuan otaknya dia masih dapat melanjutkan kuliah di universitas negeri yang dibilang cukup murah dibanding dengan swasta. Akan tetapi sekarang universitas negeri sebagai penghibur dan harapan dari kalangan yang kurang beruntung kini hanya tinggal kenangan. Karena sekarang untuk masuk universitas negeri pun harus negosiasi puluhan juta rupiah tanpa pandang bulu, dengan dalih untuk pengembangan sarana pendidikan ??? Kalaulah tingkat penghasilan perkapita penduduk kita tinggi mungkin biaya bukan jadi masalah, tetapi realitas yang jangankan untuk sekolah atau kuliah untuk makan sehari - haripun masih bermasalah.

Para Pemimpin yang terhormat serta wakil rakyat yang terhomat, berhentilah menghambur - hamburkan uang rakyat dengan mubazir untuk sebuah pendidikan yang belum jelas hasilnya, berpikirlah sedikit realistis keadaan rakyat, bukan sekolah unggul atau super unggul menjadi faktor penentu keberhasilan pendidikan akan tetapi seberapa banyak kita dapat menghasilkan anak - anak bangsa yang dapat bermanfaat untuk negeri ini. Banyak - banyaklah belajarlah dari sejarah dan kehidupan lebih dalam dari bangsa ini, Ingatlah ! Setiap kebijakan yang anda ambil, itu adalah harapan dan masa depan anak - anak bangsa generasi penerus bangsa yang besar ini.

Ingatlah !!! Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu memberikan pendidikan yang cukup untuk seluruh anak bangsa dan itu keputusannya ada ditangan anda Sang Pemimpin yang terhormat. Dan sekali Anda salah berbuat maka beberapa generasi akan merasakan akibat. Entah dagelan / ketoprak unggul macam apalagi,  yang akan menyusul setelah ini ?

Selamatkan bangsa ini dengan memberikan pendidikan murah dan fasilitas yang sama untuk seluruh anak bangsa, Semoga bangsaku menjadi bangsa yang besar, semoga !


Kamis, 12 Maret 2009

The Right Man In The Right Place


Sering kali Sang pemimpin, Sang mentor atau Sang Motivator kita melontarkan kata - kata seperti ini dibanyak pertemuan atau seminar dalam rangka mencari kinerja yang optimal. Saking seringnya kita mendengar kalimat ini sehingga terkadang kita sendiri bingung harus berbuat seperti apa untuk merealisasikannya.

Tidak jarang bukan sinergi kerja yang optimal yang kita dapatkan, justru sebaliknya kinerja yang buruk yang dihasilkan akibat dari salah tool dan langkah yang digunakan. Kita ingat, bahwa untuk melakukan suatu pekerjaan tentunya kita harus memiliki tools dan langkah kerja yang cukup baik untuk menopang jalannya rencana yang telah kita tetapkan.

Lalu sebaiknya tools dan langkah yang seperti apa yang harus kita lakukan sehingga kita fokus terhadap pencapaian sinergi kerja yang diharapkan. Mungkin tips yang cukup singkat ini dapat membantu anda untuk memulainya.
  1. Tentukan misi dan visi. Anda harus pastikan apa misi dari pekerjaan yang akan anda lakukan kemudian pastikan visi kedepan seperti apa yang akan anda capai. Keduanya ini akan menjadi basis dari langkah selanjutnya. Agar tidak distorsi dan melebar maka pastikan misi dan visi ini harus jelas, padat, singkat dan mudah dimengerti setiap orang sehingga tidak ada penafsiran yang berbeda - beda oleh orang lain.
  2. Tentukan proses kerja ( Process Flow Chart ). Dalam pembuatan proses kerja ini harus dipastikan semua alur proses lengkap tanpa ada proses yang terlewatkan. Hal ini akan mempermudah kita dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia yang tepat untuk mengisi atau menjalankan dari tiap - tiap proses. Dan jangan lupa dalam pembvatan proses kerja ini juga haruslah terpola dengan baik dan jangan ada proses yang berulang agar hasil dari proses kerja kita dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar - besarnya. Sebaiknya dalam pembuatan proses kerja ini, konsep Effisien, Effektif dan Aman harus selalu menjadi bahan pertimbangan sebelum ditetapkan.
  3. Tentukan struktur organisasi. Dalam pembuatan struktur organisasi haruslah dilakukan dengan cermat sesuai dengan proses kerja yang dilakukan. Struktur organisasi yang dihasilkan harus jelas hirarkinya mulai dari tingkat yang paling bawah sampai pada tingkat tertinggi, harus dapat bertahan lama atau dengan kata lain untuk jangka waktu yang lama. Jika tidak baik maka struktur ini akan menyumbangkan kinerja yang buruk pada hasil proses. Ingatlah ! Bahwa struktur yang anda buat adalah mencerminkan apa dan bagaimana usaha anda pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
  4. Tentukan kompetensi ( Matrix Competency ). Hal ini harus dilakukan karena bertujuan agar proses kerja dapat berjalan dengan normal sesuai dengan apa yang akan diharapkan. Buat persyaratan mutlak bahkan khusus jika diperlukan untuk hal - hal yang mempunyai kriteria proses kritikal ( Critical Process ). Ingat bahwa tanpa Sumber Daya Manusia yang mempunyai kualitas standar yang memadai kita akan mendapatkan hasil yang kurang baik. Mengapa Sumber Daya Manusia menjadi langkah penentu keberhasilan karena kita ingat bahwa faktor yang mempengaruhi hasil dari suatu proses adalah 4M yaitu : Manpower, Materials, Machine dan Methode. Dimana Manpower mempunyai persentase yang lebih besar dari yang lainnya.
  5. Tentukan standar seleksi karyawan. Dalam menentukan standar seleksi haruslah berhati - hati, lakukan pembuatan standar dengan cermat, profesional dan objektif. Artinya anda harus mengesampingkan niat maksud - maksud tertentu yang diluar kewajaran. Buat tahapan - tahapan proses seleksi yang cukup sehingga kita dapat melakukan penilaian dari segala aspek dan arah sebelum diputuskan. Ingat pertama ! Hanya orang yang berkompeten yang duduk pada tempatnya. Ingat kedua ! Apabila anda membuat standar proses dan tahapan yang salah, maka anda akan mendapatkan hasil seleksi yang pasti mengecewakan dan ini akan berdampak sangat buruk terhadap kestabilan proses dan berujung pada kerugian. Yang tidak kalah pentingnya dari proses seleksi ini adalah Yang Menyeleksi itu sendiri terutama para pembuat keputusan. Para pembuat keputusan ini haruslah orang yang mengerti dibidangnya atau dengan kata lain profesional, cermat dan mampu membaca karakter orang. Konsep yang sederhana dalam aspek penilaian akhir sebelum mengambil keputusan adalah dengan menilai faktor "3K" ( Kejujuran, Kemauan dan Kemampuan ) yang dimiliki pada seseorang.
Kita flash back kembali contoh sedehana dalam ketidakmampuan dalam menjalankan langkah - langkah yang diatas : 1. Di Negeri ini pernah ada Sang Pemimpin yang ahli dibidang pertanahan tetapi didudukan pada bidang pertahanan. Orang yang puluhan tahun mengerti dan ahli soal tanah diminta untuk mengurusi soal senjata, akibatnya stiap kebijakan yang diambilnya selalu menuai kontroversi buat orang bingung. 2. Di Negeri ini pernah ada Sang Pemimpin dalam masa jabatannya hanya sibuk dengan ganti mengganti para menterinya dan merubah struktur ( Seperti si Lae tukang tambal ban, sibuk bongkar pasang roda ? ) sehingga mobilnya ( pemerintahannya ) ngga jalan - jalan alias  jalan ditempat yang berakibat rakyatnya perutnya banyak yang keroncongan.  3. Di Negeri ini pernah pernah ada Sang Pemimpin yang super ahli dibidang teknologi diminta untuk memimpin soal politik, akibatnya hilanglah salah satu bagian negara ini. 4. Bagaimana yang terjadi di Perusahaan anda ? He ... he ... he ... Anda manggut - manggut dan senyum simpul berarti anda lebih tahu ceritanya.

Mengapa ini semua terjadi ? Hal itu dikarenakan tidak berfungsinya dengan baik salah satu langkah diatas atau tidak mengertinya langkah - langkah yang akan dilakukan atau saking banyak langkah - langkah untuk dilakukan.

Ini adalah pelajaran yang sangat berharga buat kita anak bangsa yang akan memimpin negara ini pada masa sekarang dan masa yang akan datang, jangan sampai kita hanya dapat berbicara akan tetapi kita juga harus mampu meletakkan dan melakukan konsep The Right Man in The Right Place dengan benar, jika tidak justru sebaliknya yang akan didapat The Right Man in The Wrong Place ( Kacau ), The Wrong Man in The Right Place ( Gawat ) or The Wrong Man in The Wrong Place ( Celaka ).

Mari kita benahi bersama dan semoga bangsa kita menjadi bangsa yang besar.


Rabu, 11 Maret 2009

Gelombang Maut PHK


Untuk : Sang Pekerja

Masih dalam ingatan kita beberapa waktu yang lalu tragedi Gelombang Maut yang melanda negeri ini mulai dari ujung pulau Sumatera berjalan sampai  dipesisir Pantai Selatan Samudra Hindia, bencana terbesar sepanjang sejarah negeri ini yang memakan korban ratusan umat manusia dialah Sang Gelombang Maut Tsunami. Tidak hanya negeri yang kaya raya ini yang  menjadi korban,  juga negara tetangga bahkan sampai Benua Afrika turut merasakan getaran Gelombang Maut ini.

Belum lagi selesai rekonstruksi perbaikan untuk mengembalikan trauma psikis masyarakat dan infrastruktur yang luluh lantak, kini datang lagi kembali Gelombang Maut yang lain, yang sedang meluluh lantakkan sendi - sendi kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yaitu : Gelombang Maut PHK.

Kalau Gelombang Tsunami disebabkan karena gejala alam akibat bergesernya lempeng perut bumi, tetapi kali ini Gelombang Maut PHK disebabkan oleh ulah tangan jahil dan fikiran manusia yang mengikuti nafsu kesombongan dan kerakusan para kaum Liberalisme dan Sekulerisme untuk menguasai perekonomian dunia. Yang kesemuanya berimbas pada rusaknya tatanan ekonomi global diseluruh dunia, daya getar Gelombang Maut ini sangat dirasakan terutama oleh Negara - negara dunia ketiga seperti Negeri kita yang tercinta ini.

Tidak lebih jutaan pekerja dari negeri asal bencana ini berawal telah direnggut Sang Gelombang Maut ini, bahkan di negeri kita yang konon kaya raya ini Sang gelombang Maut juga sudah mulai merenggut para pekerjanya. Entah sampai kapan Sang Gelombang Maut ini akan bermain, yang jelas akibat dari Gelombang Maut PHK ini yang sudah mulai dirasakan adalah goyahnya sendi - sendi perekonomian yang berakibat pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan naiknya tensi pengangguran yang berasal dari berbagai sektor Industri dan Niaga. Dimana pengangguran ini sendiri dapat berujung pada naiknya tingkat angka Kriminalitas.

Bukan hal yang mudah buat para pemimpin sekarang dan masa yang akan datang untuk mengendalikan keadaaan ekonomi yang mulai goyah ini. Akan tetapi jika para pemimpin negeri ini telah mempersiapkan diri dengan landasan hati yang tulus, hati yang jernih dan jiwa yang besar ? Kita yakin Gelombang Maut ini akan berubah menjadi Gelombang Nikmat untuk tempat kita bermain,  seperti kita dengan hati yang riang bermain Gelombang dengan Papan Selancar ditepi pantai nan indah.

Mungkin salah satu model yang dapat kita contoh dalam mengatasi gelombang maut ini adalah model Republik Rakyat China dalam mengatasi krisis ekonomi. Mereka menggunakan seluruh partisipasi segenap rakyatnya untuk mengatasi krisis dengan jalan membeli produk - produk milik mereka sendiri. Akan tetapi hal ini dapat berjalan dengan dukungan para pemimpin - pemimpin mereka yang bersih dan komitmen yang kuat walaupun harus berhadapan dengan selongsong peluru dan kotak mayat untuk para pembelot.

Dapatkah kita mencontoh mereka ? Atau kita masih malu - malu untuk mencontoh mereka ? Kini semua berpulang pada para pemimpin kita untuk berfikir dengan akal yang jenih serta memutuskan kebijakan yang menyelamatkan Bangsanya. Mencontoh bukan hal yang tabu untuk dilakukan jika itu dapat mendatangkan suatu kebaikan dan mencontoh juga bukan suatu kemunduran jika itu membuat keadaan lebih baik, karena dari mencontoh kita dapat inovasi yang baru sebagai bentuk dari penyempurnaan kondisi sebelumnya. Dengan mencontoh kita akan tahu kelemahan dan akan menjadi motivasi untuk menjadi lebih kuat.

Wahai Sang pekerja ! Jangan Panik ! Jangan Gundah ! Jangan Takut, Anda tidak sendirian bahkan kamipun akan menjadi peserta sepertimu suatu hari nanti. Ingatlah ! Selama kita masih diberikan nafas dan akal untuk berfikir oleh Yang Maha Kuasa, maka kita masih diberikan kesempatan oleh Nya untuk mencari rezeki di Bumi yang sangat luas ini.

Ingatlah ! Sebagai Sang Pekerja berarti kita harus mau tidak mau, suka tidak suka akan melalui proses untuk PHK, hanya saja kapan dan model PHK yang seperti yang akan kita lalui ? Model PHK yang akan kita lalui antara lain : 1. PHK karena pensiun, 2. PHK karena mengundurkan diri, 3. PHK karena pengurangan, 4. PHK karena sakit, 5. PHK karena perusahaan tutup. 

Jadi jelas ! Tiap - tiap kita Sang Pekerja seperti kita ini ? Suatu hari nanti pasti akan berhadapan dengan Sang Gelombang Maut PHK, hanya tinggal model dan waktulah yang akan berbicara, kapan giliran kita untuk menghadap ?

Selamat berjumpa di Gelombang Maut PHK !


Selasa, 10 Maret 2009

Jeritan Hati Si pasien

Oleh : Farida Syarwani

Mahalnya Sebuah Kesehatan, menurut opini saya adalah tulisan yang paling menarik di blog bapak. Sebelumnya saya pribadi minta maaf, tidak menjenguk bapak ketika bapak sakit, karena saya menanyakan teman2 yang lain, kapan mereka akan menjenguk bapak ? intinya, saya ingin pergi berbarengan dengan teman2. Alhasil menurut jawaban dari salah satu teman, bapak tidak mau dijenguk, makanya saya urungkan niat saya untuk menjenguk the big bos.

BTW, kembali kepermasalahan, saya sebagai bagian dari bangsa ini merasa "miris" ketika membaca di sebuah harian media cetak, ada pasien yang ditinggalkan di pinggir jalan, karena positif terinfeksi virus mematikan dan tidak ada biaya pengobatan. Saat ini posisi saya hanya sebagai seorang mahasiswi tingkat akhir, yang sedang bergulat dalam proses tugas akhir berseru.... dalam ilmu HI (hubungan internasional) actor state sebagai pembuat kebijakan negara sudah seharusnya peka terhadap stimulan negativ yang beredar dilingkungan masyarakatnya.

Pada era pemilu para actor state menggumbar janji2 kosong kepada rakyat dengan maksud rakyat memilih mereka sebagai "supporter" mereka kelak di gedung yang dinamai gedung representative. Kenyataannya setelah mereka mendapatkan "goal" dari tujuan mereka, janji sumpah serapah berubah menjadi korupsi, yang ujung2 nya masuk pengadilan tipikor. Ada lagi wakil rakyat yang mesum dengan artis "pesanan pemilu" , tetapi ada juga wakil rakyat yang rela "dijotos" sampai meregang nyawa, akibat ulah premanisme masyarakat. Pertanyaan ? siapakah yang salah. Apakah rakyat telah salah, mengapa memilih wakil rakyat yang asal-asalan. Atau pemerintah yang salah, atau aparat, KPK yang tidak bisa menjalankan tugas dengan baik, karena masih banyak "hantu2 korupsi" yang masih berseliweran ke mall, ke hotel and etc.

Pengalaman penulis ketika menuntut ilmu di negeri matahari terbit, kami saja mahasiwa yang sedang belajar mendapatkan asuransi kesehatan, memang kami membayar asuransi tersebut setiap bulannya dari uang bea siswa, akan tetapi ketika kami berobat atau masuk RS, bukti tersebut diberikan ke pihak sekolah dan 70% dari biaya terebut akan diuangkan dan diberikan ke mahasiswa masing2. Itu kebijakan untuk orang asing, apalagi untuk orang lokal yang tersedia biaya kesehatan gratis untuk orang tidak mampu dengan dibuktikan surat identitasnya yang diperoleh dari syakusho (city hall).

Pengalaman lain ketika penulis mengantarkan ayahanda ketika dioperasi jantung di RS Adventist Malaysia di Penang. Alhamdulilah biaya ayahanda ditanggung oleh perusahaan . Jadi total biaya waktu itu sekitar hampir 60 jt, 40 jt ditanggung perusahaan dan sisanya alhamdulilah kami membayar dari tabungan. Saat itu, teman sekamar ayahanda yang sama2 berasal dari Aceh divonis sakit kanker rahim dan harus diangkat. Setelah proses operasi berjalan dengan baik, ternyata si pasien yang telah diangkat rahimnya, didiagnosa ulang dan ditemukan kembali penyakit baru yang diperlukan perawatan intensif agar sembuh.

Setelah mendengar penyakit barunya, si pasien menangis dan berkata terbata..bata.., Bapak dokter yang terhormat terimakasih telah menyembuhkan penyakit kanker saya, saya bisa ke Malaysia dan bisa dioperasi disini, dari hasil jual tanah, jual rumah dan beberapa ekor sapi. Sekarang saya sudah tidak punya apa-apa hanya Ridho Allah yang saya harapkan semoga saya kuat menghadapi ujian yang diberikan kepada saya, jadi untuk perawatan selanjutnya saya tidak bisa Pak Dokter,.. saya pilih pulang saja. Toh umur manusia sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa, Dokter hanya penyambung tangan dari Allah saja. Mendengar tangisan sang pasien, dokter yang keturunan China yang memakai kalung itu hanya diam, dan berkata.. baiklah akan kami sampaikan kepada Direktur rumah Sakit ini, mohon menunggu sampai keputusan ditetapkan.

Setelah itu Dokter si pasien sakit kanker, dan beberapa Dokter lainnya berkumpul di suatu ruangan membahas permasalahan si pasien kanker. Keesokan paginya, Direktur Rumah Sakit menuju ke pasien Kanker dan berkata,... ibu , jangan pulang dulu, ibu tinggal saja disini.. sampai dinyatakan benar benar sembuh. Semua biaya kami gratiskan. Kami para dokter PATUNGAN untuk ibu agar bisa dirawat kembali atas penyakit baru ibu. Mendengar kata-kata PATUNGAN, tidak hanya saya, ibu, ayah dan beberapa suster MENANGIS, melihat keikhlasan yang diberikan oleh dokter2 itu. Walhasil setelah 1 bulan ayah saya dirawat, Alhamdulilah ayah diperbolehkan balik ke tanah air, dan aku mendapatkan oleh2 yang sangat bijak dari negeri Jiran. Aku berandai2 seandainya negeri ku tercinta bisa melakukan hal yangs sama. Tentu tidak ada lagi pasien yang dibuang di pinggir jalan. I Hope.


Senin, 09 Maret 2009

Nasi Aking Vs Mercy


Beberapa waktu yang lalu urat saraf kita dikejutkan dengan masih ada segelintir masyarakat kita yang masih mengkonsumsi Nasi Aking. Mungkin kebanyakan dari kita tidak mengetahui apa sih Nasi Aking itu ?

Nasi Aking adalah nasi yang berasal dari kerak nasi yang telah dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direbus atau dikukus kembali untuk dikonsumsi. Bukan main ironisnya, kok indonesia yang katanya negeri kaya raya masih dihadapkan pada kenyataan bahwa masyarakatnya ada yang masih mengkonsumsi Nasi Aking ini.

Sudah pasti tidak ada satu orangpun yang sudi mengkonsumsi barang ini apabila masih ada pilihan lain. Ternyata memang mereka tidak diberikan pilihan lain selain Nasi Aking. 

Yang kita tidak habis pikir disaat banyak para pemimpin yang mengklaim keberhasilan dalam memimpin tetapi pada kenyataan sangatlah menyedihkan. Bagaimana mereka dengan lantangnya sudi mengatakan bahwa kita telah berswasembada beras ? Kemajuan pertumbuhan ekonomi kita menunjukan angka positif berkisar 3.5% ? Stimulus ekonomi kita bertambah baik dari tahun sebelumnya ? Sementara yang kita lihat lihat dengan mata kepala kita sendiri apa yang masih dikonsumsi oleh rakyatnya.

Jelas apa yang diperlihatkan di televisi baru - baru ini bukanlah isapan jempol atau gosip, tetapi hal ini adalah realitas agar para pemimpin kita lebih tahu diri dalam mengklaim keberhasilannya. Tepatnya di Desa Karanghantu yang tidak jauh dari pusat kekuasaan lebih kurang hanya dua jam ditempuh dalam perjalanan darat.

Desa Karanghantu ini merupakan salah satu desa percontohan matinya kontrol oleh para pemimpin negeri ini, lalu bagaimana dengan desa - desa lainnya yang lebih jauh / terpencil dari pusat kekuasan ? Suatu pertanyaan yang sulit utnuk diungkapkan.

Sementara tidak jauh dari rakyat kita yang dengan terpaksa mengkonsumsi Nasi Aking ini, mobil - mobil mewah sepeti Mercy berseliweran dengan gaya khasnya menunjukkan suatu kemegahan / kemenangan terhadap perkembangan zaman. Sungguh sangat kontradiksi diantara keduanya.

Apakah kemajuan / keberhasilan pembangunan kita hanya diukur oleh banyaknya mobil mewah berseliweran itu ? Atau diukur dari banyak apartemen yang menjamur bak dimusim hujan ? Atau banyaknya menara BTS yang terpasang hampir disetiap sudut kota dan desa tanpa terkendali ?

Mungkin kalau pada saat penjajahan kita kurang makan atau dengan kata lain sampai mengkonsumsi Bulgur atau saudaranya Nasi Aking, mungkin masih masuk katagori logis karena kita masih disibukkan untuk mencapai kemerdekaan. Tetapi kini Indonesia telah merdeka bahkan konon katanya sudah swasembada beras, mengapa hal ini masih terjadi ?

Kalau pada saat penjajahan kita sulit mencari bahan makanan karena tidak ada uang, sekarang ada uangpun kita sulit mendapatkan barang - barang itu karena ketidakmampuan dalam membeli alias daya beli masyarakat yang masih lemah.

Hal ini disebabkan para pemimpin kita masih mempunyai mental MINTA DILAYANI bukan mental MELAYANI. Mungkin kata - kata ini berlebihan untuk para pemimpin kita, tetapi inilah realitas yang kita hadapi.

Kemanakah hati nurani para pemimpin kita ? Kemanakah mata dan telinga para pemimpin kita ? Kemanakah rasa kepekaan / empati para pemimpin kita ? Sehingga mereka lalai atau bahkan lupa dengan rakyatnya. Para pemimpin kita lebih disibukkan untuk mengurusi diri sendiri atau mengurusi partainya. Padahan mereka lupa bahwa pada saat mereka dianggkat menjadi pemimpin bahwa RAKYAT lah yang memilih mereka, bukan partai atau diri mereka sendiri.

Jikalau para pemimpin negeri ini tahu betapa harga - harga makin menggila dipasar ? Jikalau para pemimpin negeri ini tahu daya beli masyarakat masih lemah ? Jikalau para pemimpin di negeri ini tahu bagaimana caranya menurunkan harga ? Jikalau para pemimpin negeri ini mau melayani dengan baik dan ikhlas rakyatnya ? Jikalau para pemimpin negeri ini mau turun kebawah ? Jikalau para pemimpin negeri ini ada televisi ? Pasti mereka akan MALU untuk mengatakan keberhasilan mereka.

Ingatlah bahwa setiap kematian yang disebabkan oleh kelaparan, maka Sang Pemimpinlah yang harus bertanggung jawab.

Semoga bangsaku ini menjadi bangsa yang besar, semoga !


Minggu, 08 Maret 2009

Menjadi Penulis ?


Dahulu kupikir apa susahnya menjadi seorang penulis, kan tinggal menuangkan dalam bentuk tulisan apa yang ada difikiran atau yang sedang difikirkan. Tetapi kenyataannya tidaklah semudah yang kubayangkan.

Tujuh keahlian seorang penulis.
Menjadi penulis berarti : 1. Dia harus mampu memberikan informasi kepada orang lain tanpa distorsi, 2. Dia harus mampu memberikan informasi kepada orang lain yang tidak tahu menjadi tahu, 3. Dia harus mampu mengolah kata sehingga membangkitkan motivasi para pembaca, 4. Dia harus mampu membius para pembaca menjadi senang, tegang, sedih dsb. 5. Dia harus mampu menularkan fikirannya kepada orang lain, 6. Dia harus mampu membawa fikiran orang lain kedalam fikirannya. 7. dia harus mampu berimajinasi lebih dari orang lain.

Jika anda belum mempunyai karakter diatas maka anda belum mampu menjadi sorang penulis.

Tujuh kelebihan seorang penulis.
Menjadi penulis akan membuat kita : 1. Lebih pintar dari orang lain, 2. Lebih tahu dari orang lain, 3. Lebih ingat dari orang lain, 4. Lebih bijak berfikir dari orang lain, 5. Lebih kritis dari orang lain, 6. Lebih banyak membaca dari orang lain, 7. Lebih kaya dari orang lain.

Anda tidak percaya ? Silahkan dicoba ! 



Tegas atau Marah


Untuk : Sang Pemimpin

Suatu rangkaian kalimat yang terkadang sangat sulit kita bedakan makna dan artinya dan meletakkannya. Kesulitan kita dalam membedakannya dikarenakan kedua akitiftas ini Tegas dan Marah terkadang kejadiannya dalam satu waktu. Padahal kedua kata ini sangat beda arti dan maknanya.

Tegas adalah suatu bentuk sifat akibat dari suatu tindakan yang diambil dalam suatu keputusan, dalam banyak kejadian  terkadang aktifitas tegas ini memang tidak jarang diikuti aktifitas marah. Aktifitas tegas ini biasanya dikeluarkan setelah melalui suatu perhitungan atau analisa yang telah dilakukan.

Marah adalah suatu bentuk sifat akibat tidak sesuainya suatu kondisi yang diharapkan, akan tetapi dalam banyak kejadian aktifitas marah tidak selalu diikuti suatu keputusan. Aktifitas marah ini biasanya dilakukan secara spontan dan tanpa perhitungan atau analisa yang dilakukan.

Dari kedua sebab akibat yang menyebabkan dilakukannya kedua aktifitas tadi, jelaslah sudah bahwa keduanya memang mempunyai sifat dan latar belakang yang berbeda. Pertanyaanya bagaimana kita menyikapi dan membedakan kedua aktifitas tadi ?

Cara yang paling mudah membedakannya adalah dengan mengkondisikan fikiran kita pada posisi positive thinking, dengan demikian fikiran kita akan rileks dalam memilah apakah suatu kejadian itu sedang dalam bentuk suatu ketegasan atau suatu kemarahan. Singkatnya kondisi emosi kita dalam melihat dan memilah sangatlah berperan penting.

Seorang Leader harus mempunyai salah satu sifat Leadership yaitu mampu membedakan suatu ketegasan dan suatu kemarahan. Tetapi seorang leader juga harus mampu melakukan aktifitas tegas dan marah. 

Banyak sudah contoh kasus disekeliling kita bagaimana seorang pemimpin kita nilai tidak bisa tegas, begitu juga banyak pemimpin kita yang tidak dapat marah. Bahkan ada pemimpin kita tidak mampu melakukan kedua - duanya. Pertanyaannya bagaimana seorang leader harus melakukan kedua hal ini ?

Perlu sifat yang bijak dalam melakukannya. 
Ketegasan harus dilakukan, pada saat kondisi yang diperlukan yaitu pada saat dimana suatu kondisi sudah mulai labil atau tidak stabil ( Process and Human Approach ), disini seorang leader harus mampu mengambil keputusan untuk mengembalikan kondisi menjadi normal kembali. Jika tidak ! Maka kondisi akan bertambah buruk sejalan dengan lamanya tindakan yang diambil.
Kemarahan harus dilakukan, pada saat kondisi yang diperlukan yaitu padaa saat dimana suatu kondisi sudah mulai labil atau tidak stabil bahkan diluar aturan ( Human Approach ), disini seorang leader harus mampu mengambil keputusan untuk mengembalikan kondisi menjadi normal kembali. Jika tidak ! Maka kondisi akan bertambah buruk sejalan dengan lamanya tindakan yang diambil.

Jadi tindakan untuk marah adalah berfungsi untuk mengembalikan fungsi sebagaimana mestinya tetapi lebih pada Human Approach. Mengapa demikian ? Pada dasarnya sifat manusia dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Cukup dilihat dia sudah mengerti, 2. Diajarkan dahulu dia baru mengerti, 3. Dimarahi dulu dia baru mengerti. Nah faktor yang ketiga inilah yang mengharuskan seorang Leader harus mampu mengeluarkan salah satu sifat Leadershipnya yaitu : Marah. Tentunya dengan tujuan untuk mengembalikan kepada kondisi yang diharapkan.

Jadi jelas ! Tegas bukan berarti Marah, dan Marah bukan suatu ketegasan, keduanya sangatlah diperlukan dalam memimpin. Tetapi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang Tegas bukan yang Pemarah.

Selamat mencoba, semoga sukses !!!


Jumat, 06 Maret 2009

Tips Penyelesaian Masalah


Tidak ada suatu pekerjaan yang kita lakukan tidak menimbulkan suatu permasalahan. Tetapi suatu permasalahan datang dengan siklus yang berbeda - beda. ada yang datangnya cepat / mendadak, ada yang datangnya cukup lama, ada yang datangnya sangat lama, tetapi ada juga juga yang tidak pernah datang sama sekali.

Permasalahan yang datang inilah yang terkadang membuat kita frustasi, apatis dan sebagainya karena kita tidak mampu mengatasinya. Sebenarnya tidaklah demikian. Tidak ada masalah yang tidak dapat dipecahkan hal itu tergantung bagaimana cara kita memecahkan permasalah itu sendiri.

Memang kadang - kadang para seniman dinegeri kita terlalu kreatif membuat kata - kata sehingga ada kata - kata :  Kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah ?   Kalau bisa lama kenapa harus cepat ? Yang dari sisi negatifnya berdampak buruk bagi motivasi untuk menyelesaikan masalah. Seolah - olah masalah itu pasti ada dan bila perlu ada.

Banyak cara dan teori dalam kita menyelesaikan permasalahan di tempat kerja kita. Mungkin cara - cara dibawah ini dapat anda coba langkah - langkahnya sehingga penyelesaian masalah yang dilakukan dapat berjalan secara effisien dan effektif.

Pertama : Kenali permasalahan, kita harus pastikan kita tahu apa yang menjadi objek permasalahan. Cari dan kumpulkan semua data yang menyangkut objek masalah.

Kedua : Lakukan tindakan sementara, hal ini harus dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar akibat dari masalah yang terjadi. Ingat !!! Bahwa masalah berarti kerugian. Contohnya : Dengan menyetop proses atau membackup dengan tambahan proses.

Ketiga : Lakukan Verifikasi permasalahan, Tujuannya adalah agar kita fokus terhadap dan dapat mendeteksi penyebab masalah. Banyak cara / tools yang dapat digunakan dalam memverifikasi permasalahan. Contoh : 5W1H, Fishbone, Problems Tree Analysis dan sebagainya, masing - masing tools mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Akan tetapi Kesemua tools ini mempunyai tujuan yang sama yaitu berfungsi untuk menggiring kita agar fokus dan dapat mendeteksi penyebab masalah sampai ke akar masalah. Jika ini tidak dilakukan maka dipastikan penyelesaian masalah akan distorsi, lama bahkan tidak terselesaikan. Sebaiknya dalam verifikasi ini digambarkan secara lengkap bagaimana proses dijalankan. Sehingga verifikasi dalam dilakukan secara akurat dan menyeluruh. Ingat !!! Bahwa penyebab masalah dapat terjadi dimana saja, bahkan tidak jarang terjadi diluar dari prediksi / dugaan kita.

Keempat : Lakukan Tindakan Perbaikan, Setelah kita tahu akar permasalahan lakukan tindakan perbaikan dan preventif. Bahkan jika diperlukan ditambahkan dengan tindakan prediktif. Tujuan tindakan ini adalah agar permasalahan dapat diatasi untuk saat sekarang dan masa yang akan datang. Perlu diperhatikan dalam menyusun / membuat tindakan perbaikan dan prefentif ini adalah dengan membuat langkah perencanaan yang matang dan terkoordinasi dengan bagian terkait. Tidak jarang tindakan ini akan melibatkan lintas bagian dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu perlunya suatu rencana yang SMART agar dapat terlaksana. 

SMART berarti : Spesifik artinya kita tahu apa yang akan kita kerjakan, Measureble artinya rencana yang akan dilakukan ada tolok ukurnya, Aggreable artinya disetujui oleh semua pihak yang terkait, Realible artinya rencana yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi yang ada, Timetable artinya rencana yang akan dilakukan ditentukan waktunya ( Kapan mulai dan kapan selesai ). Tentunya tidak lupa semua rencana yang telah disusun ditentukan pula siapa penanggung jawab dari tiap - tiap rencana kegiatan, dan orang yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan rencana yaitu : The Leader yaitu Anda.

Kelima : Lakukan follow-up terhadap tindakan perbaikan dan pencegahan, hal ini bertujuan agar rencana perbaikan dan pencegahan dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Biasanya hal inilah yang menjadi titik lemah banyak kalangan sehingga tindakan perbaikan dan pencegahan tidak dapat berjalan dengan baik, tentunya hal ini pulalah yang menyebabkan tidak terselesaikannya suatu masalah, yang berujung pada akhirnya adalah kerugian yang berlanjut.

Keenam : Lakukan peninjauan ulang terhadap hasil dari tindakan dan pencegahan, hal ini bertujuan untuk melihat sampai sejauhmana effek dari tindakan dan pencegahan yang telah kita lakukan. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting dalam mengambil keputusan apakah tindakan dan perbaikan yang telah kita ambil sudah sesuai dengan yang diharapkan yaitu : Effisien, Effektif dan Aman.

Jika dalam verifikasi permasalah kita menggunakan cara / tools seperti diatas maka kita akan mendapatkan berbagai macam kemungkinan penyebab masalah, oleh karena itu evaluasi / review sangatlah dibutuhkan untuk membuat suatu keputusan apakah kita akan melangkah kepada penyebab yang lain atau cukup sampai pada penyebab utama. Sekali lagi ! Review / peninjauan ulang ini harus anda lakukan !

Catatan penting lainnya dalam penyelesaian masalah adalah : 1. Kekompakan team kerja harus dipelihara dengan baik, 2. Setiap anggota dalam team harus proaktif dalam memberikan masukan / saran, 3. Setiap kemungkinan penyebab masalah harus diakui, 4. Skala prioritas dalam tindakan perbaikan dan pencegahan harus ditetapkan bersama. Kesemuanya ini dapat berjalan sangat tergantung dari kepiawaian seorang Leader. Disinilah Leadership seorang Leader diuji, apakah dia mampu membawa team yang dipimpinnya berhasil atau tidak memecahkan permasalahan yang ada.

Sekali lagi ! Kesuksesan team ada ditangan Anda ! yaitu : The Leader, Good luck !


Management Layang - Layang Bagian Kedua


Bagaimana filosofi dari bermain layang - layang dapat kita jadikan main frame untuk mencapai hasil kerja yang optimal ? Mari kita lihat langkah - langkahnya.

Pertama kita harus yakin bahwa kita adalah seorang Leader. Leader disini adalah pemimpin, baik pemimpin dalam skala kecil maupun dalam skala yang besar. Seorang pemimpin pasti ada orang yang dipimpin. Oleh karena itu tugas utama seorang Leader adalah bagaimana Sang Leader mampu membangun dan membawa team kerja yang tangguh untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tolok ukurnya adalah tercapainya target yang ditetapkan tanpa / sedikit mungkin effek samping yang dihasilkan. Atu dengan kata lain Target tercapai dengan Effisien, Efektif dan Safety ( Aman / Minimum risk ).

Kedua Seorang Leader harus mampu mempersiapkan team dengan perbekalan ilmu / teknik yang memadai. Misalnya : Dengan pemberian pelatihan kerja ( On the job training ) sebelum memasuki kerja yang sesungguhnya. Dan lakukan seleksi / verifikasi terhadap kemampuan dari tiap - tiap individu. Karena tiap - tiap individu pasti mempunyai kemampuan gerak dan fikiran yang berbeda - beda. 

Ketiga Setelah team dibekali dengan keahlian yang cukup, Tarik seluruh anggota team dengan kecepatan / kekuatan penuh agar kita dapat melihat dengan segera apakah / dimana ketimpangan yang tejadi dalam team yang telah kita latih. Sehingga kita dapat mengambil tindakan yang cepat dalam memperbaiki ketimpangan. Tentunya pada saat team ditarik bekerja dengan kekuatan penuh dapat dipastikan akan terjadi masalah dimana ada anggota dalam team bekerja tidak optimal bahkan fail. Untuk itu lakukan analisa masalah kesalahan / kekurangan yang mendalam. Kemudian ambil keputusan segera apakah akan dilatih kembali atau disisihkan. Sekali lagi !!! Anda seorang Leader !!!  Anda dituntut untuk dapat segera membuat keputusan yang cepat dan tepat. Lakukan itu !!! Jangan ragu !!!

Keempat Jika akselarasi team sudah mulai tercapai lakukan tindakan Penguluran, Penguluran disini adalah maksudnya memberikan ruang gerak sementara pada team bekerja dengan pengawasan yang sedikit longgar sehingga merangsang team akan bekerja dengan rileks,  yang berakibat pada tumbuhnya kerjasama team yang lebih solid dan inovasi kerja baru dari team. Konsep yang terbaik dalam pengawasan pada tahap ini adalah dengan menggunakan konsep Helikopter View. Kemudian lakukan brainstorming pada team. Tanya kepada team tentang kesulitan dan keluhan mereka. Lalu ambil keputusan yang terbaik untuk membuat kerja team lebih rileks dalam bekeja. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan mental dan fisik sebelum proses penarikan selanjutnya.

Kelima Setelah proses ulur yang kita lakukan tentunya team akan siap untuk ditarik kembali. Lakukan proses tarik dengan kekuatan penuh kembali sehingga team dapat naik lebih tinggi lagi targetnya dari tinggi target yang pertama. Yang perlu diingat bahwa dalam proses penarikan yang anda lakukan adalah yang ditarik Manusia.

Begitu seterusnya proses Tarik - Ulur dilakukan untuk mencapai hasil kerja yang Effisien, Effektif dan Aman.

Jadi dapat disimpulkan : 
Proses Penarikan dilakukan adalah untuk mencapai akselerasi yang baik dan ketinggian yang diharapkan. Sedangkan Proses Penguluran dilakukan adalah untuk mempersiapkan kondisi sejauh / sebanyak mungkin dalam menghadapi proses penarikan.
Jadi kalau proses Tarik dan Ulur ini dikombinasikan maka akan menghasilkan team kerja yang siap untuk diterbangkan sesuai yang diharapkan yaitu : Target tercapai dengan sedikit pengawasan.

Artinya sama dengan proses Tarik - Ulur pada permainan layang - layang dimana proses tarik ulur yang kita lakukan maka akan menghasilkan layangan akan semakin jauh dan tinggi dari pemain. Dan inilah yang diharapkan dari permainan ini.

Sekali lagi ! Anda seorang Leader ! Andalah yang bertanggung jawab berhasil tidaknya team yang anda pimpin ! Bekerjalah dengan profesionalisme yang tinggi, jangan takut untuk mengatakan Tidak walaupun harus menanggung resiko yang tinggi dan mengatakan Ya untuk sebuah keberhasilan. Perhatikan selalu team kerja anda karena keberhasilan anda adalah hasil kerja MEREKA

Salam sukses,




Senin, 02 Maret 2009

Mahalnya Sebuah Kesehatan


Untuk : Sang Pemimpin

Sore sepulang kerja ( Senin sore ) aku pergi ke sebuah rumah sakit yang tidak jauh dari tempat tinggalku. Aku memilih rumah sakit ini karena memang sedang berkembang tambah maju juga dikenal dengan rumah sakit yang cukup baik dalam pelayanan sosial terhadap masyarakat sekitar.

Aku kerumah sakit karena sudah tidak tahan terhadap rasa nyeri disebelah tangan kiriku yang semakin jadi. Selain sakitnya tambah nyeri kini aku sudah mulai kesulitan melakukan aktifitas sehari - hari, apalagi tugasku dikantor menuntut stamina dan fikiran yang prima. Jelas rasa nyeri yang kualami ini sangat menggangu konsentrasiku.

Pukul 18.30 aku sudah sampai di rumah sakit dan langsung mendaftarkan diri untuk praktek dokter yang pukul 19.00. Dengan sigap petugas rumah sakit melayaniku dan langsung memintaku untuk mengunggu di ruang tunggu.

Tunggu punya tunggu dokter baru tiba pukul 20.00 dari pukul 19.00 yang dijadwalkan, sempat aku bertanya dengan sang perawat kok dokternya terlambat ? sementara rasa nyeriku semakin menjadi. Alasan yang kuterima sangatlah klise yaitu : macet dijalan. Aku tidak membayangkan bagaimana kalau pasiennya sedang sekarat ya ?

Tepat pukul 20.00 aku dimasuk bertemu dengan sang dokter spesialis. Aku ceritakan semua keluhanku tentang rasa nyeri dilengan sebelah kiri kemudian yang paling menakutkan diriku adalah dimana aku sudah mulai tiga hari yang lalu merasakan gejala vertigo.

Setelah mendengar keluhanku Sang Dokter Spesialis langsung menuliskan resepnya yang cukup banyak dengan sedikit informasi bahwa kondisi diriku terlalu letih sehingga otakku kekurangan asupan oksigen dan pada akhirnya menimbulkan effek saraf lenganku menjadi kaku dan tertarik. Hal ini disebabkan aku akhir - akhir ini sering berhadapan dengan komputer yang terlalu lama tanpa diimbangi olah raga yang cukup.

Tidak hanya resep obat sebagai penyembuh, Sang Dokter juga mewajibkankanku harus mengikuti teraphi selama hampir satu minggu untuk memulihkan kondisi saraf motorikku. Teraphi berupa disinar dengan memakai gelombang ultrasonic dan infra merah dan dilengkapi dengan pijat.

Setelah menerima resep dokter aku langsung menju apotek untuk mendapatkan obat dan kebagian fisioteraphi untuk mendaftarkan. dibagian Fisioteraphi ternyata waktu prakteknya sudah tutup karena waktu menunjukan sudah pukul 21.00. Aku diminta untuk melakukan fisioteraphi pada esok harinya.

Sekitar pukul 21.30 petugas apotek memanggil namaku untuk segera mengambil obat - obat yang telah dipersiapkan. Alangkah kagetnya aku ketika aku melihat total obat yang ditebus berjumlah Rp. 350.000,- belum lagi ditambah dengan biaya konsultasi dokter Rp. 150.000,- Ini harus ditambah lagi dengan perkiraan biaya fisioteraphi dan dokter Rp. 200.000,- Jadi kira - kira biaya yang harus dikeluarkan dari kocekku sekitar Rp 700.000,- Tapi untunglah semua biaya pengobatan ini ditanggung oleh asuransi kesehatan dari perusahaanku. Sehingga aku tidak mengeluarkan uang untuk itu.

Tak bisa kubayangkan bagaimana kalau hal ini menimpa anak buahku yang rata - rata bekerja dengan status kontrak ? Yang hanya dengan upah UMR ? Alangkah sulitnya hidupnya hidup mereka ? Bagaimana mereka menyiasati untuk hidup sehat ? Dengan penghasilan UMR mereka harus membagi - bagi pengeluaran untuk kebutuhan sehari - hari, bulanan dan termasuk biaya kesehatan. Belum lagi jika telah memiliki istri dan anak ?

Coba bayangkan dengan status bekerja mereka tanpa harapan masa depan yang pasti ( Hanya 3 Tahun kontrak ) ditambah lagi terbatasnya fasilitas kesehatan yang mereka miliki sedangkan faktor kesehatan sangat mempengaruhi dari produktifitas yang mereka hasilkan. Sangatlah ironis apabila kita tidak memikirkan nasib mereka.

Sedangkan perkembangan kemajuan perusahaan adalah hasil jerih payah kerja mereka. tetapi disisi lain alokasi dana jaminan kesehatan mereka tersisihkan / termarginkan. Kasihan mereka!

Ternyata untuk hidup sehat itu masih sulit di negeri kita yang konon katanya negara paling terkaya didunia akan sumber daya alamnya. Arti hidup sehat yang sesungguhnya masih dinikmati oleh segelintir orang - orang disekeliling kita sedangkan untuk kaum marginal belum tersentuh dalam arti yang sesungguhnya.

Wajar saja kalau banyak rakyat kita berduyun - duyun mencari pengobatan alternatif ( Ex. Si Ponari ) tanpa berfikir rasional lagi akan dampak negatifnya. Jelas bahwa tujuan mereka mancari pengobatan yang terjangkau dengan kocek mereka, apapun resikonya termasuk dengan menghadapi sakratul maut sekalipun.

Inilah potret arti hidup sehat di negeri kita. semoga menjadi cermin untuk diri kita, untuk para pemimpin negeri ini menjadi lebih realistik melihat kenyataan dan segera mengambil kebijakan yang dalam. Selamatkan bangsa kita dengan memberikankan mereka hidup sehat, sehat dalam arti yang sesungguhnya sehat rohani dan sehat jasmani.