SELAMAT DATANG ANAK BANGSA PEMIMPIN MASA DEPAN


Sabtu, 28 Februari 2009

Sakitkah Bangsaku


Untuk : Sang Pemimpin

Dua bulan terakhir kita semua dikejutkan oleh penghasilan yang cukup spektakuler oleh seorang bocah lugu dari keluarga sederhana yang bernama PONARI. Saya yakin mungkin hampir sebagian dari rakyat indonesia sedang hangat membicarakannya. Entah itu dipasar, di mall, restoran bahkan mungkin di Gedung Senayan ataupun Istana Negara tempat kebanggaan bangsa Indonesia yang besar.

Tentunya dalam pembicaraan kita pasti ada yang pro ataupun kontra. Itu wajar atau sah - sah aja apalagi kita sudah hidup diera reformasi. Bahkan mungkin ada yang sinis tehadap si Bocah lugu ini dengan penghasilannya yang tak kurang dari 1 Milyar yang dia dapat hanya dalam waktu yang singkat satu bulan. Kalau tidak salah ingat di memori saya. Manager atau Direktur saya lupa ? dengan gaji terbesar 1 Milyar di indonesia masih dipegang rekornya oleh TANRI ABENG sang begawan dari timur yang pandai membenahi perusahaan - perusahaan yang sudah doyong menjadi sehat atau tegak kembali. Maka wajar kalau dia pernah diangkat menjadi Menteri pada era Soeharto.

Bahkan sekarang beredar banyak anekdot melalui email yang membicarakan si Ponari, Sungguh diluar dugaan kita, dimana perhatian masyarakat Indonesia hampir sebagian besar telah tersihir oleh batunya si bocah lugu ini. Bahkan antrian ketempat kerajaan singgasananya si bocah mengalahkan antrian wafatnya sang Jenderal Besar Soeharto.

Jadi tidaklah salah kalau si bocah yang baru sekolah dasar ini kebesaran namanya dapat disejajarkan dengan para pesohor seperti TANRI ABENG dan SOEHARTO ???

Apalagi dengan sekarang hendak Pemilu, jangan - jangan sudah ada partai peserta pemilu yang ingin memakai ketenaran si bocah. 

Benang merah yang dapat kita ambil dari kejadian ini adalah Bangsa kita yang besar ini ternyata jiwanya sedang sakit kronis. Sehat tampak luar tetapi hancur didalam, sungguh sangat - sangat memilukan. Mungkin kalau para arwah pahlawan kita dapat melihat bangsa yang diperjuangkannya sakit seperti ini sudah dapat dipastikan air mata mereka mengalir tak putus - putus seperti mata airnya bengawan solo. Sungguh ironis bukan ?

Lalu siapa yang bertanggung jawab ? Sudah jelas jawabannya yaitu : Sang Pemimpin. Tetapi sayangnya sampai sekarang belum ada satu orangpun pemimpin negeri yang besar dan kaya raya ini mampu berkata : Akulah yang bertanggung jawab !!! Bahkan ada pemimpin yang tidak mau tahu sama sekali walaupun sudah diberitakan di media massa cetak ataupun elektronik.

Ternyata tidak mudah menjadi seorang pemimpin yang mampu menangkap sinyal keadaan rakyat yang dipimpinnya.

Wahai pemimpin kami, lihatlah penderitaan kami, mau dibawa kemana kami, jangan jauhi kami, datanglah ketempat kami, sering - seringlah melihat dan mendengarkan kami, karena engkau yang memilih adalah kami !!!


Kamis, 26 Februari 2009

Insan Agung


Dari : Firdaus
Untuk : Insan Agung

Tepatnya 43 tahun yang lalu aku dilahirkan di Plaju kota yang dikenal sebagai kota minyak, maklum kilang pertama yang terbesar indonesia pada kala itu. Aku sangat beruntung terlahir ke dunia dari kedua orang tua yang sangat menyayangiku. 

Ayahku : Alm. H. Abdul Madjid adalah seorang cucu pertama dari seorang pangeran di sebuah kerajaan di Muara Dua. Aku sangat bangga dengan ayahku karena beliau terkenal sebagai orang terpelajar kala itu. Tidak banyak orang yang dapat mengenyam pendidikan seperti ayahku. Aku sendiri mengenal sosok ayahku yang sederhana, pintar dan bijaksana baru ketika aku duduk kuliah ditingkat tiga. Bahkan aku banyak mengenal pribadi ayahku dari banyak teman - temannya yang secara tidak sengaja kutemui. Hampir semua orang kutemui mereka selalu mengatakan bahwa Ayahku orang pintar, sederhana dan bijaksana. Oleh karena itu teman - temannya sangat mengagumi dan menyayanginya. 

Ternyata aku harus melalui proses waktu yang lama untuk mengenal seorang Ayahku sendiri. Kebanggaan terhadap ayahku yang kini menjadi inspiratorku adalah ketika aku mendengar dari keluarga dan teman - temannya adalah Dialah ayahku seorang pemuda yang ganteng dan pintar dari Palembang terpilih menjadi salah satu dari 20 pemuda Indonesia yang akan dikirim oleh Presiden Soekarno belajar keluar negeri. 

Saat itu Presiden Soekarno untuk pertama kalinya akan mengirim pemuda - pemuda indonesia yang berprestasi dengan harapan merekalah yang akan meneruskan perjuangan membangun Indonesia di masa depan. Tetapi ayahku pada saat itu lebih memilih untuk tidak pergi karena ia lebih berat dengan pilihan lainnya yaitu menikahi Hj. Kasfah Ghummah . Karena keputusan itulah maka aku terlahir kedunia ini. Terima kasih Ayah.

Ibuku : Si Cantik nan molek, Anak pingitan dan kesayangan kakek dan nenekku. Maklumlah Ibuku adalah anak pertama dari kakek nenekku. Sedangkan kakekku sendiri dikenal sebagai Ulama Besar di Palembang. Itulah sebabnya ayahku lebih memilih ibuku ketimbang berangkat keluar negeri. Wow ... begitu kuatnya pendirian ayahku.

Bertahun - tahun ibuku dengan setia mendampingi ayahku, membersarkan kesebelas anaknya dengan sabar dan ikhlas, sehingga sampai sekarang semua kesebelas anaknya sudah berkeluarga, sehat dan perpendidikan. Terimakasih Ibu.

Ternyata ayahku punya sejarah bekerja yang unik dalam menghidupi kesebelas anaknya. Beliau pertama kali meniti karir bekerja pada sebuah perusahaan minyak inggrisyang terkenal STANVAC di pendopo, disana bekerja mulai dari anak pertama sampai anak ketujuh. Kemudian beliau pindah ke perusahaan minyak Belanda BPM di Plaju sampai akhirnya BPM berganti nama PERMINA dan akhirnya PERTAMINA yang kita kenal sekarang disinilah lahirnya anak - anak mereka yang keselapan sampai kesebelas.

Setelah pensiun dari pertamina beliau bekerja di perusahaan minyak Jerman PRACKLA di prabumulih, yang pada akhirnya beliau mengakhiri petualangan bekerja di perusahaan yaitu di perusahaan minyak milik Jepang NIGATA di Prabumulih.

Setelah malang melintang di perusahaan minyak di palembang  Ayahku akhirnya memutuskan untuk merantau kembali ke Jakarta tempat dia dulu menyelesaikan sekolahnya. Di Jakarta ini dia mengawali karir sebagai pengajar Bahasa Inggris khusus untuk rang - orang yang berankat keluar negeri di salah satu perguruan di daerah Harmoni. Maklumlah ayahku memang dikenal sebagai orang yang mempunyai keahlian fasih berbicara INGGRIS, BELANDA DAN JEPANG. Itu kata teman - temanya lho kepadaku. 

Tidak betah dengan hidup sebagai pengajar, beliau akhirnya memutuskan untuk pindah bekerja di Perusahaan Trading Alat Komunikasi sebagai orang kepercayaan sang Owner Bp. Aziz. Anehnya si Owner tidak memperbolehkan Ayahku berhenti bekerja walaupun pada saat itu ayahku sudah merasa capek di usia 70th. Hal ini jugalah yang menjadi tanda tanya besar pada diriku pada saat itu. Kok sebegitu besar pengaruh ayahku terhadap si Owner.

Dari jalan hidup yang telah dilalui oleh kedua orang tuaku, maka aku merumuskannya menjadi Spirit ku dalam bekerja yaitu :   KEJUJURAN, KEMAUAN dan KEMAMPUAN merupakan alat yang paling ampuh untuk mencapai puncak kesuksesan dalam arti menyeluruh.

Rangkaian gerbong yang dikenal dengan istilah " 3K " inilah yang kupakai dalam mendidik diriku dan anak buahku mencapai puncak kesuksesan. Hasilnya ? Ternyata cukup luar biasa.

Untuk kedua orang tua kami yang telah melahirkan dan membesarkan, kami kesebelas anak - anakmu sangat berterimakasih dan menyayangimu, semoga Allah Subhana Wata'ala senantiasa memberikan safa'at dan keridho'annya kepadamu. Amin




Rabu, 25 Februari 2009

Sang Pemimpin


Untuk : Sang Pemimpin

Ketika kita mencapai / meraih suatu kedudukan / pimpinan maka yang pertama kali harus kita jawab adalah pertanyaan MAMPUKAH AKU ?

Pertanyaan yang sangat mudah tetapi sulit untuk dilakukan / direalisasikan. Kenapa demikian ? Karena biasanya yang menjawab pertanyaan itu adalah yang namanya " MULUT " bukan " HATI NURANI ".

Semua orang mempunyai mulut akan tetapi tidak semua orang mempunyai hati nurani. Tidak usah diberikan contohnya lagi kan ? Pasti banyak sudah contoh disekeliling kita.

Bagaimana profil seorang pemimpin yang baik ? Pasti banyak sekali teori - teori yang tidak akan habis untuk didiskusikan dalam satu waktu. Tentunya seorang pemimpin yang baik dimata orang yang dipimpinnya dalam semua aspek kehidupan. 

Salah satu dari sekian banyak hal - hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah HATI NURANI. Hal inilah yang akan menggiring atau membimbing kita untuk mencapai tujuan dengan baik.

Pertanyaannya lagi adalah hati nurani yang bagaimana ? Hati nurani yang : Sanggup mengatakan SALAH pada orang yang salah. Sanggup mengatakan BENAR pada orang yang benar. Sanggup mengakui KESALAHAN. Sanggup menegakkan KEBENARAN. Sanggup BERKORBAN jiwa dan raga untuk yang dipimpin.

Jika kita belum sanggup dengan hal - hal yang diatas, maka dapat disimpulkan kita belum mempunyai hati nurani. Karena kita belum mempunyai hati nurani maka sudah jelas jawabannya KITA BELUM MAMPU menjadi seorang pemimpin yang baik.

Ternyata setelah  kita renungkan, kita baru sadar bahwa kita selama ini hanya mempunyai pimimpin yang hanya mempunyai MULUT tetapi bukan pemimpin yang mempunyai HATI NURANI.


Management Layang - Layang Bagian Pertama


Untuk : Sang Pemimpin

Ketika kita mencapai / meraih suatu kedudukan maka yang pertama kali harus kita jawab pertanyaan bagaimana kita bertindak, melakukan, mengamankan serta mengendalikan ?  sehingga kita duduk dengan aman ditempat duduk yang nyaman.

Banyak teori dan methode yang dapat kita implementasikan. Dari buku - buku management terbitan dalam dalam dan luar negeri yang kadang membuat kita sedikit pusing untuk membuat kesimpulan dari apa yang kita baca, banyak sekali menawarkan konsep - konsep bertindak, melakukan, mengamankan serta mengendalikan Jabatan / Singgasana kita.

Kadangkala sadar atau tidak sadar jabatan / tempat duduk kita di singgasana menjadi target oleh lingkungan kita alias banyak yang ngincer, gitu lho ! Jabatan / Singgasana kita kadangkala seperti seekor domba ditengah kerumunan / sekawanan Serigala ... wow ... serem !

Saya mencoba untuk menawarkan kepada anda methode yang cukup sederhana yang saya lakukan selama ini, yah ... buatan anak bangsa yang sangat sederhana sekali yaitu konsep management layang - layang. Ngga pake Ribet lho !!! tapi boleh dicoba dan dirasakan hasilnya.

Saya yakin pasti diantara kita ada yang menertawakan bahkan sama sekali tidak yakin akan keampuhan racikan ini. Tetapi Sang Leader must go on !!!

Management layang - layang didasari dari filosofi pada saat kita kecil bahkan seorang dewasapun banyak yang suka melakukannya, sewaktu kita kecil sulit untuk dihindari untuk tidak bermain dengan sang layang - layang. Akan tetapi bermain layang - layang hanya dijadikan alat kesenangan semata, kita hampir tidak pernah memikirkan adakah korelasinya terhadap pekerjaan sedangkan bermain layang layang juga merupakan suatu pekerjaan, bukan ?

Kita mulai dengan filosofinya :

Pada saat awal kita bermain, maka kita akan menyiapkan layang - layang, benang, arah angin dan lingkungan sekeliling yang akan menjadi hambatan layangan pada saat dinaikan. Kemudian kita periksa apakah keempat faktor tadi dalam kondisi baik dan memungkinkan. Eksekusi dimulai dengan menyiapkan layangan itu sejauh mungkin dari hadapan kita, hal ini dimaksudkan agar pada saat kita tarik layangan itu mendapat udara yang banyak sehingga layang - layang akan naik keatas. Karena belum pernah saya dengar orang yang main layangan niatnya untuk selalu nukik keatas kebawah.

Setelah layangan siap untuk dinaikan, maka yang pertama kali kita lakukan adalah MENARIK dengan disertai harapan layangan akan mulai sedikit naik dengan bantuan dorongan angin. Karena belum pernah saya melihat orang main layangan pertama kali DIULUR. Ya ... kan ?

Setelah menarik maka langkah kedua pasti kita akan lakukan gerakan MENGULUR. Hal ini kita lakukan dengan harapan layangan tadi akan semakin jauh dari kita sesuai dengan yang kita harapkan. Begitulah seterusnya gerakannya akan dilakukan secara  sequences yaitu : Menarik, Mengulur dan Menyetop ( Karena belum pernah juga saya lihat selama ini orang bermain layangan terus menerus malakukan gerakan Menarik dan Mengulur saja ).

Tetapi lihatlah fenomena yang menarik setelah kita tarik dan mendapatkan dorongan angin, apa yang terjadi ? 1. Ada layangan bergerak sesuai dengan harapan dapat melakukan gerakan apa saja sesuai dengan perintah yang empunya.  2. Ada pula layangan yang bergerak kesamping / singit yang pada akhirnya sulit dikendalikan dan jatuh kebawah atau nyangkut dipohon / tiang.  3. Ada layangan yang pada saat kita tarik atau mendapat tekanan angin yang lebih besar, layangan tersebut  patah dan langsung jatuh / nyangkut di tiang / pohon.

Sangat mudah bukan ? Nah sekarang bagaimana hal yang mudah tersebut dapat kita ambil korelasinya dalam bertindak, melakukan, mengamankan serta mengendalikan Singgasana / Jabatan kita ? Tunggu tulisan berikutnya Management layang - layang bagian kedua.

Salam sukses



Selasa, 24 Februari 2009

Jeritan Seorang Planner


Untuk : Sang Planner

Tidak sedikit seorang PLANNER sadar bahwa posisi dan nama yang disandangnya merupakan otak / penggerak maju mundurnya suatu perusahaan.

Tetapi tidak sedikit pula perusahaan yang lupa akan pengaruh besar dari seorang PLANNER dalam perkembangan suatu perusahaan.

PLANNER ibarat seorang MAESTRO yang memimpin suatu orkestra untuk kesenangan para pembesar, dimana sang maestro dengan gayanya yang khas mengatur Keserasian, Keseimbangan dari semua ahli alat musik sehingga menghasilkan irama yang merdu yang pada akhirnya membius para pembesar menjadi senang.

Sang maestro dengan bangga diatas podium kebesarannya memberikan perintah / aba- aba untuk menghasilkan nada / irama yang telah ditentukan. Tetapi lihatlah jika perintah / aba - aba itu salah maka yang pertama kali akan dikecam oleh pembesar adalah sang MAESTRO.

Ya itulah resiko yang harus dibayar oleh sang MAESTRO, cepat diingat ketika melakukan salah tetapi dilupakan ketika berhasil menghasilkan.

MAESTRO is MAESTRO show must go on.


Senin, 09 Februari 2009

Keluargaku Sorgaku


























Aku bersyukur kepada DZAT yang telah menciptakanku dan memberikanku kenikmatan yang tak terhingga didunia ini yaitu : Istri dan Anakku.

Inilah potret keluargaku :
Istriku   :  Zuliana Kurnia Sari
Anakku  : Yang pertama : Firna Nur Ichsani
                     Yang kedua      : Firdiana Nur Imani
                     Yang ketiga      : Firza Nur Islami

Merekalah yang memberikan semangatku untuk berjuang.
Merekalah penghiburku dikala gundah.
Merekalah inspiratorku.
Merekalah tempatku berbagi rasa.

Terimakasih keluargaku.
Aku menjaga dan menyayangimu selalu.