Senin, 08 Juni 2009
Kesehatanku Deritaku
Sabtu, 09 Mei 2009
Antasari & Cinta Birahi
Oleh : Delvy Nasution & Partners Law
Kasus ini bak panah Pasopati. Diluncurkan satu berkembang menjadi ribuan asumsi. Tiap asumsi melahirkan ribuan tafsir. Dan saban tafsir ditafsir ulang para penafsir berdasar strata sosial. Kita tidak ke sana. Kita simpel-simpel saja sambil menunggu proses hukum berjalan. Itu agar tidak ikut terperosok dalam kubangan pendapat yang sudah penuh polutan.
Lepas Antasari salah atau tidak terbukti, tapi cinta yang menjadi pangkal kejatuhan. Cinta terhadap lawan jenis sebagai ranjau penghadang. Cinta ini memang ‘seteru purba’ laki-laki. Itu bisa dirunut dari tragedi Habil dan Qobil, Julius Caesar-Cleopatra, Napoleon Bonaparte dan Josephine, Bill Clinton dengan Monica Lewinski, sampai Yahya Zaini-Maria Eva, Max Moein-Desi, Al Amin-Eifel dan kini Antasari-Rhani. Semua berlatar cinta. Cinta birahi.
Cinta ini diskenario atau bukan selalu punya hulu ledak yang ampuh. Yang penampil punya rumus ‘gumuk manukan’ demi karir dan popularitas. Pakem primbon ledek itu mensyaratkan penyerahkan keperawanan bagi maesenas potensial. Dia tidak tabu jadi gundik. Dan rata-rata punya amalan yang dirapal saat ritus seks agar sang lelaki mana saja yang mengencani lengket kayak prangko.
Matahari, agen spionase berdarah Jawa-Belanda juga mengumpan tubuhnya untuk mengorek informasi. Itu demi tugas yang disandang sebagai agen rahasia. Sedang untuk kepentingan bisnis seks, Hartono yang dulu ‘juragan ayam’ mewajibkan ‘ayam-ayamnya’ mempelajari teori senggama kala pagi sebelum praktek. Mereka menyimak seksama video porno, dan menyimpan di mimetiknya kelemahan laki-laki.
Eksplorasi total kelebihan genital itu letak kekuatan di balik kelemahan wanita. Wani ditata, berani ditata, diatur laki-laki. Tidak terbayangkan lagi powernya kalau dia jadi perempuan. Keliaran berpadu dengan kecerdasan dan kebebasan berekspresi, maka hampir pasti laki-laki mana saja klepek-klepek dibuatnya.
Kekuatan dan kelemahan perempuan memang kodrat. Sama dengan laki-laki. Untuk itu agama dan hukum mengaturnya agar harmonis, tidak barbar dan chaostis. Maka ketika Nasrudin terbunuh dengan luka tembak bermotif wanita, maka kita seperti dibawa ke zaman baheula. Zaman sebelum kenal peradaban.
Kita makin tak habis pikir tatkala tersangka pembunuhan itu diduga ‘diotaki’ Sigid Haryo Wibisono bos Harian Merdeka, mantan Kapolres Williardi Wizar dan Antasari Azhar. Itu pula yang menyulut beragam spekulasi. Ada yang menebak ‘orang-orang besar’ itu dijebak atau masih tersembunyi lagi ‘orang yang lebih besar’ yang mendalangi.
Motifnya memang gampang dicari dari celah-celah aktivitas serta pergaulannya. Dari persaingan bisnis hingga kompetisi jabatan yang ketat. Bisa pula melalui asumsi skenario terencana agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dipandegani Antasari mandeg kiprahnya.
Sejauh dari pemberitaan yang gencar, rasanya motif itu gampang tanggal. Indikasi yang mengarah kesana amat lemah. Justru dari hari ke hari kesan keterlibatan ‘orang-orang besar’ itu semakin mengental. Memang mereka bukan eksekutornya. Tapi bukti materiil menguatkan keterlibatannya.
Jika hukum kelak mampu menyibak di balik keremangan kasus ini, maka dengan segala rasa sakit dalam dada, kita wajib memberikan apresiasi. Itu sebagai sinyal hukum di negeri ini mulai tegak. Tidak pandang teman, tidak pandang institusi, dan tidak pandang jabatan. Sebab kita tahu bagaimana kedekatan Sigid Haryo Wibisono dengan penyidik, juga Williardi Wizar mantan Kapolres Jakarta Selatan serta Antasari Azhar.
Memang sulit kita menerima ‘kenyataan’ ini. Itu karena hati kita sudah lama terstimulasi untuk memberi hormat. Laku dan tindak mereka sangat baik dan terpuji. Malah sedang tumbuh keyakinan di batin ini, bahwa tokoh-tokoh yang siap jadi martir bagi perbaikan negeri ini mulai bermunculan untuk membawa Indonesia ke gerbang yang dicita-citakan.
Adakah mereka memang melakukan perbuatan barbarik itu? Ini yang sedang kita tunggu sama-sama!
Sumber: http://id.news.yahoo.com/d
Jumat, 08 Mei 2009
Profil Pemimpinku
Jumat, 24 April 2009
Dimanakah Hargadiri Bangsaku
Rabu, 15 April 2009
Sayangi Jantung Kita
Senin, 30 Maret 2009
Gelombang Maut Situ Gintung
Jumat, 20 Maret 2009
Saudaraku Sayang Saudaraku Malang
Minggu, 15 Maret 2009
Kemanakah Sekolahku ?
Kamis, 12 Maret 2009
The Right Man In The Right Place
- Tentukan misi dan visi. Anda harus pastikan apa misi dari pekerjaan yang akan anda lakukan kemudian pastikan visi kedepan seperti apa yang akan anda capai. Keduanya ini akan menjadi basis dari langkah selanjutnya. Agar tidak distorsi dan melebar maka pastikan misi dan visi ini harus jelas, padat, singkat dan mudah dimengerti setiap orang sehingga tidak ada penafsiran yang berbeda - beda oleh orang lain.
- Tentukan proses kerja ( Process Flow Chart ). Dalam pembuatan proses kerja ini harus dipastikan semua alur proses lengkap tanpa ada proses yang terlewatkan. Hal ini akan mempermudah kita dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia yang tepat untuk mengisi atau menjalankan dari tiap - tiap proses. Dan jangan lupa dalam pembvatan proses kerja ini juga haruslah terpola dengan baik dan jangan ada proses yang berulang agar hasil dari proses kerja kita dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar - besarnya. Sebaiknya dalam pembuatan proses kerja ini, konsep Effisien, Effektif dan Aman harus selalu menjadi bahan pertimbangan sebelum ditetapkan.
- Tentukan struktur organisasi. Dalam pembuatan struktur organisasi haruslah dilakukan dengan cermat sesuai dengan proses kerja yang dilakukan. Struktur organisasi yang dihasilkan harus jelas hirarkinya mulai dari tingkat yang paling bawah sampai pada tingkat tertinggi, harus dapat bertahan lama atau dengan kata lain untuk jangka waktu yang lama. Jika tidak baik maka struktur ini akan menyumbangkan kinerja yang buruk pada hasil proses. Ingatlah ! Bahwa struktur yang anda buat adalah mencerminkan apa dan bagaimana usaha anda pada masa sekarang dan masa yang akan datang.
- Tentukan kompetensi ( Matrix Competency ). Hal ini harus dilakukan karena bertujuan agar proses kerja dapat berjalan dengan normal sesuai dengan apa yang akan diharapkan. Buat persyaratan mutlak bahkan khusus jika diperlukan untuk hal - hal yang mempunyai kriteria proses kritikal ( Critical Process ). Ingat bahwa tanpa Sumber Daya Manusia yang mempunyai kualitas standar yang memadai kita akan mendapatkan hasil yang kurang baik. Mengapa Sumber Daya Manusia menjadi langkah penentu keberhasilan karena kita ingat bahwa faktor yang mempengaruhi hasil dari suatu proses adalah 4M yaitu : Manpower, Materials, Machine dan Methode. Dimana Manpower mempunyai persentase yang lebih besar dari yang lainnya.
- Tentukan standar seleksi karyawan. Dalam menentukan standar seleksi haruslah berhati - hati, lakukan pembuatan standar dengan cermat, profesional dan objektif. Artinya anda harus mengesampingkan niat maksud - maksud tertentu yang diluar kewajaran. Buat tahapan - tahapan proses seleksi yang cukup sehingga kita dapat melakukan penilaian dari segala aspek dan arah sebelum diputuskan. Ingat pertama ! Hanya orang yang berkompeten yang duduk pada tempatnya. Ingat kedua ! Apabila anda membuat standar proses dan tahapan yang salah, maka anda akan mendapatkan hasil seleksi yang pasti mengecewakan dan ini akan berdampak sangat buruk terhadap kestabilan proses dan berujung pada kerugian. Yang tidak kalah pentingnya dari proses seleksi ini adalah Yang Menyeleksi itu sendiri terutama para pembuat keputusan. Para pembuat keputusan ini haruslah orang yang mengerti dibidangnya atau dengan kata lain profesional, cermat dan mampu membaca karakter orang. Konsep yang sederhana dalam aspek penilaian akhir sebelum mengambil keputusan adalah dengan menilai faktor "3K" ( Kejujuran, Kemauan dan Kemampuan ) yang dimiliki pada seseorang.
Rabu, 11 Maret 2009
Gelombang Maut PHK
Selasa, 10 Maret 2009
Jeritan Hati Si pasien
Oleh : Farida Syarwani
Mahalnya Sebuah Kesehatan, menurut opini saya adalah tulisan yang paling menarik di blog bapak. Sebelumnya saya pribadi minta maaf, tidak menjenguk bapak ketika bapak sakit, karena saya menanyakan teman2 yang lain, kapan mereka akan menjenguk bapak ? intinya, saya ingin pergi berbarengan dengan teman2. Alhasil menurut jawaban dari salah satu teman, bapak tidak mau dijenguk, makanya saya urungkan niat saya untuk menjenguk the big bos.
BTW, kembali kepermasalahan, saya sebagai bagian dari bangsa ini merasa "miris" ketika membaca di sebuah harian media cetak, ada pasien yang ditinggalkan di pinggir jalan, karena positif terinfeksi virus mematikan dan tidak ada biaya pengobatan. Saat ini posisi saya hanya sebagai seorang mahasiswi tingkat akhir, yang sedang bergulat dalam proses tugas akhir berseru.... dalam ilmu HI (hubungan internasional) actor state sebagai pembuat kebijakan negara sudah seharusnya peka terhadap stimulan negativ yang beredar dilingkungan masyarakatnya.
Pada era pemilu para actor state menggumbar janji2 kosong kepada rakyat dengan maksud rakyat memilih mereka sebagai "supporter" mereka kelak di gedung yang dinamai gedung representative. Kenyataannya setelah mereka mendapatkan "goal" dari tujuan mereka, janji sumpah serapah berubah menjadi korupsi, yang ujung2 nya masuk pengadilan tipikor. Ada lagi wakil rakyat yang mesum dengan artis "pesanan pemilu" , tetapi ada juga wakil rakyat yang rela "dijotos" sampai meregang nyawa, akibat ulah premanisme masyarakat. Pertanyaan ? siapakah yang salah. Apakah rakyat telah salah, mengapa memilih wakil rakyat yang asal-asalan. Atau pemerintah yang salah, atau aparat, KPK yang tidak bisa menjalankan tugas dengan baik, karena masih banyak "hantu2 korupsi" yang masih berseliweran ke mall, ke hotel and etc.
Pengalaman lain ketika penulis mengantarkan ayahanda ketika dioperasi jantung di RS Adventist Malaysia di Penang. Alhamdulilah biaya ayahanda ditanggung oleh perusahaan . Jadi total biaya waktu itu sekitar hampir 60 jt, 40 jt ditanggung perusahaan dan sisanya alhamdulilah kami membayar dari tabungan. Saat itu, teman sekamar ayahanda yang sama2 berasal dari Aceh divonis sakit kanker rahim dan harus diangkat. Setelah proses operasi berjalan dengan baik, ternyata si pasien yang telah diangkat rahimnya, didiagnosa ulang dan ditemukan kembali penyakit baru yang diperlukan perawatan intensif agar sembuh.
Setelah mendengar penyakit barunya, si pasien menangis dan berkata terbata..bata.., Bapak dokter yang terhormat terimakasih telah menyembuhkan penyakit kanker saya, saya bisa ke Malaysia dan bisa dioperasi disini, dari hasil jual tanah, jual rumah dan beberapa ekor sapi. Sekarang saya sudah tidak punya apa-apa hanya Ridho Allah yang saya harapkan semoga saya kuat menghadapi ujian yang diberikan kepada saya, jadi untuk perawatan selanjutnya saya tidak bisa Pak Dokter,.. saya pilih pulang saja. Toh umur manusia sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa, Dokter hanya penyambung tangan dari Allah saja. Mendengar tangisan sang pasien, dokter yang keturunan China yang memakai kalung itu hanya diam, dan berkata.. baiklah akan kami sampaikan kepada Direktur rumah Sakit ini, mohon menunggu sampai keputusan ditetapkan.