Minggu ini, kita sekali lagi dikagetkan dengan akan diluncurkannya Sekolah Super Unggulan di Jakarta yang akan diresmikan oleh Sang Pemimpin Gubernur, sebuah Sekolah Menengah Atas yang konon katanya khusus diperuntukan anak - anak super pintar di Jakarta. Tak lebih dana yang diambil dari rakyat ini berjumlah Rp. 96.000.000.000,- ( Sembilan Puluh Enam Milyar rupiah ) telah dihabiskan dan dihambur - hamburkan hanya untuk melayani segelintir para pelajar di negeri ini yang berkonotasi SuperUnggul. Jumlah yang cukup fantastik untuk kondisi sekarang dimana rakyat sedang dililit kesulitan ekonomi.
Belum lama ini kita sudah dijejali dengan sekolah berkonotasi Unggulan kini muncul lagi berkonotasi Super Unggul. Mulai dari jenjang Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas. Yang ada dibenak kita ada sebuah pertanyaan yang terkadang selalu memhampiri kita mulai dari kita bangun sampai kita tidur kembali adalah Bagaimana dan dimana sekolah anak - anakku, saudara - saudaraku kelak ? Dapatkah mereka mendapatkan pendidikan yang layak ?
Para Pemimpin dengan segala dalih dan teori sehingga mempunyai keleluasaan untuk menggolkan proyek milyaran rupiah ini dan yang tidak habis pikir lagi adalah para wakil - wakil rakyat turut serta andil mengiyakan akan kebutuhan sekolah ini. Tak lebih sekolah ini mirip seperti sekolahnya Harry Potter tempat anak - anak yang mempunyai kekuatan supra natural dan intelegensi yang lebih dari rata - rata. Yang diharapkan akan menguasai kekuatan sihir untuk berfantasi sesuka hatinya dari sang guru Ahli Sihir.
Kita tidak tahu jelas alasannya sehingga sekolah ini sangat Urgent / Super penting. Konon salah satu alasannya adalah untuk lebih meningkatkan taraf pendidikan untuk anak - anak yang mempunyai intelegensi diatas rata - rata tadi. Mungkin tujuan para pemimpin kita yang sekarang ini adalah Baik dari segi kualitas tetapi dari segi moral yang dimiliki bangsa indonesia yang luhur ini agaknya tidak Benar. Mengapa demikian ? Kalaulah mereka segelintir pelajar yang super rata - rata didahulukan atau diistimewakan bagaimana yang dibawah rata - rata ? Berarti mereka tidak dapat mengenyam atau menikmati kemajuan dari dunia pendidikan, sedangkan amanat dari Undang - undang Dasar Negara ini menjamin setiap warga negaranya menikmati pendidikan yang sama.
Belum lagi mental psikologis untuk anak - anak yang dibawah rata - rata sudah jelas akan merasa tersisih alias minder terhadap teman - temannya yang super unggulan itu. Dan effek mental dari sang unggulan sedikit banyak telah terbangun secara sistematis mental Egois yang tinggi karena merasa lebih dari yang lain. Kesemuanya ini adalah model pendidikan barat yang sangat kapitalisme, sekulerisme dan sudah mengarah pada rasisme pendidikan.
Kalaulah tujuannya untuk menghasilkan manusia - manusia Indonesia yang mempunyai kekuatan otak kanan yang lebih / jenius sehingga dapat menguasai dan mengimbangi para pelajar di negara - negara maju ? Hal ini berarti para pemimpin kita masih dibutakan mata - hatinya untuk melihat realitas yang ada. Yang sudah jelas didepan mata adalah untuk menikmati pendidikan yang super itu tentunya dengan biaya yang super pula, jadi isapan jempol kalau ada anak petani yang berintelegensi yang memadai mampu bisa masuk ke sekolah super unggul ini.
Kita lihat contoh yang sederhana : 1. Negeri ini telah mencetak seorang anak bangsa yang bernama BJ habibie yang disegani dan diakui dunia akan kehebatan otaknya dalam dunia penerbangan, apakah dahulu bersekolah di sekolah dengan status unggulan atau super unggul ( Tak lebih dari sekolah biasa ) ? 2. Seorang proffesor termuda berumur 25 tahun yang telah diakui kehebatannya otaknya oleh para ilmuan di Amerika Serikat yang berasal dari Indonesia, apakah dasar pendidikannya sewaktu di sekolah menengah pertama dan menengah atas dilakukan di sekolah unggul atau super unggul ( Tak lebih dari sekolah biasa) ? 3. Apakah anak - anak kita yang berlaga didunia international dan menyabet juara dalam olympiade Matematika, Fisika dan Astronomi semuanya berasal dari sekolah unggulan atau super unggul ( Tak lebih dari sekolah biasa dan anak - anak kampung ) ?
Dari ketiga contoh yang realitas diatas bahwa Anak Bangsa Indonesia yang besar ini tidak butuh klasisifikasi unggul atau super unggul ? Tetapi Anak Bangsa ini butuh kebersamaan dan perhatian yang sama untuk menghasilkan yang terbaik dari mereka. Tidak ada yang menunjukkan dari dari data diatas bahwa untuk menghasilkan yang terbaik harus dengan fasilitas yang khusus, makanan yang khusus, latar belakang yang khusus dan yang khusus lainnya.
Justru sebaliknya dengan adanya dikotomi atau pengklasifikasian pendidikan akan menambah rasa frustasi sebagian besar anak bangsa karena merasa sudah tidak berguna alias tidak unggul apalagi super unggul. Yang lebih paradoks lagi adalah disatu sisi kita membanggakan sekolah unggulan dan super unggul dengan fasilitas yang serba mewah, tetapi disatu sisi masih banyak sekolah - sekolah negeri dan swasta yang mempunyai fasiltas tiang bangunannya mau roboh bahkan sudah ambruk, kebanjiran, meja dan bangku reyot dihantam rayap.
Lihat saja kondisi lainnya, kalau dahulu banyak teman - teman yang kurang beruntung ekonomi keluarganya karena memiliki kemampuan otaknya dia masih dapat melanjutkan kuliah di universitas negeri yang dibilang cukup murah dibanding dengan swasta. Akan tetapi sekarang universitas negeri sebagai penghibur dan harapan dari kalangan yang kurang beruntung kini hanya tinggal kenangan. Karena sekarang untuk masuk universitas negeri pun harus negosiasi puluhan juta rupiah tanpa pandang bulu, dengan dalih untuk pengembangan sarana pendidikan ??? Kalaulah tingkat penghasilan perkapita penduduk kita tinggi mungkin biaya bukan jadi masalah, tetapi realitas yang jangankan untuk sekolah atau kuliah untuk makan sehari - haripun masih bermasalah.
Para Pemimpin yang terhormat serta wakil rakyat yang terhomat, berhentilah menghambur - hamburkan uang rakyat dengan mubazir untuk sebuah pendidikan yang belum jelas hasilnya, berpikirlah sedikit realistis keadaan rakyat, bukan sekolah unggul atau super unggul menjadi faktor penentu keberhasilan pendidikan akan tetapi seberapa banyak kita dapat menghasilkan anak - anak bangsa yang dapat bermanfaat untuk negeri ini. Banyak - banyaklah belajarlah dari sejarah dan kehidupan lebih dalam dari bangsa ini, Ingatlah ! Setiap kebijakan yang anda ambil, itu adalah harapan dan masa depan anak - anak bangsa generasi penerus bangsa yang besar ini.
Ingatlah !!! Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu memberikan pendidikan yang cukup untuk seluruh anak bangsa dan itu keputusannya ada ditangan anda Sang Pemimpin yang terhormat. Dan sekali Anda salah berbuat maka beberapa generasi akan merasakan akibat. Entah dagelan / ketoprak unggul macam apalagi, yang akan menyusul setelah ini ?
Selamatkan bangsa ini dengan memberikan pendidikan murah dan fasilitas yang sama untuk seluruh anak bangsa, Semoga bangsaku menjadi bangsa yang besar, semoga !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar