Untuk : Sang Pekerja
Masih dalam ingatan kita beberapa waktu yang lalu tragedi Gelombang Maut yang melanda negeri ini mulai dari ujung pulau Sumatera berjalan sampai dipesisir Pantai Selatan Samudra Hindia, bencana terbesar sepanjang sejarah negeri ini yang memakan korban ratusan umat manusia dialah Sang Gelombang Maut Tsunami. Tidak hanya negeri yang kaya raya ini yang menjadi korban, juga negara tetangga bahkan sampai Benua Afrika turut merasakan getaran Gelombang Maut ini.
Belum lagi selesai rekonstruksi perbaikan untuk mengembalikan trauma psikis masyarakat dan infrastruktur yang luluh lantak, kini datang lagi kembali Gelombang Maut yang lain, yang sedang meluluh lantakkan sendi - sendi kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan yaitu : Gelombang Maut PHK.
Kalau Gelombang Tsunami disebabkan karena gejala alam akibat bergesernya lempeng perut bumi, tetapi kali ini Gelombang Maut PHK disebabkan oleh ulah tangan jahil dan fikiran manusia yang mengikuti nafsu kesombongan dan kerakusan para kaum Liberalisme dan Sekulerisme untuk menguasai perekonomian dunia. Yang kesemuanya berimbas pada rusaknya tatanan ekonomi global diseluruh dunia, daya getar Gelombang Maut ini sangat dirasakan terutama oleh Negara - negara dunia ketiga seperti Negeri kita yang tercinta ini.
Tidak lebih jutaan pekerja dari negeri asal bencana ini berawal telah direnggut Sang Gelombang Maut ini, bahkan di negeri kita yang konon kaya raya ini Sang gelombang Maut juga sudah mulai merenggut para pekerjanya. Entah sampai kapan Sang Gelombang Maut ini akan bermain, yang jelas akibat dari Gelombang Maut PHK ini yang sudah mulai dirasakan adalah goyahnya sendi - sendi perekonomian yang berakibat pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan naiknya tensi pengangguran yang berasal dari berbagai sektor Industri dan Niaga. Dimana pengangguran ini sendiri dapat berujung pada naiknya tingkat angka Kriminalitas.
Bukan hal yang mudah buat para pemimpin sekarang dan masa yang akan datang untuk mengendalikan keadaaan ekonomi yang mulai goyah ini. Akan tetapi jika para pemimpin negeri ini telah mempersiapkan diri dengan landasan hati yang tulus, hati yang jernih dan jiwa yang besar ? Kita yakin Gelombang Maut ini akan berubah menjadi Gelombang Nikmat untuk tempat kita bermain, seperti kita dengan hati yang riang bermain Gelombang dengan Papan Selancar ditepi pantai nan indah.
Mungkin salah satu model yang dapat kita contoh dalam mengatasi gelombang maut ini adalah model Republik Rakyat China dalam mengatasi krisis ekonomi. Mereka menggunakan seluruh partisipasi segenap rakyatnya untuk mengatasi krisis dengan jalan membeli produk - produk milik mereka sendiri. Akan tetapi hal ini dapat berjalan dengan dukungan para pemimpin - pemimpin mereka yang bersih dan komitmen yang kuat walaupun harus berhadapan dengan selongsong peluru dan kotak mayat untuk para pembelot.
Dapatkah kita mencontoh mereka ? Atau kita masih malu - malu untuk mencontoh mereka ? Kini semua berpulang pada para pemimpin kita untuk berfikir dengan akal yang jenih serta memutuskan kebijakan yang menyelamatkan Bangsanya. Mencontoh bukan hal yang tabu untuk dilakukan jika itu dapat mendatangkan suatu kebaikan dan mencontoh juga bukan suatu kemunduran jika itu membuat keadaan lebih baik, karena dari mencontoh kita dapat inovasi yang baru sebagai bentuk dari penyempurnaan kondisi sebelumnya. Dengan mencontoh kita akan tahu kelemahan dan akan menjadi motivasi untuk menjadi lebih kuat.
Wahai Sang pekerja ! Jangan Panik ! Jangan Gundah ! Jangan Takut, Anda tidak sendirian bahkan kamipun akan menjadi peserta sepertimu suatu hari nanti. Ingatlah ! Selama kita masih diberikan nafas dan akal untuk berfikir oleh Yang Maha Kuasa, maka kita masih diberikan kesempatan oleh Nya untuk mencari rezeki di Bumi yang sangat luas ini.
Ingatlah ! Sebagai Sang Pekerja berarti kita harus mau tidak mau, suka tidak suka akan melalui proses untuk PHK, hanya saja kapan dan model PHK yang seperti yang akan kita lalui ? Model PHK yang akan kita lalui antara lain : 1. PHK karena pensiun, 2. PHK karena mengundurkan diri, 3. PHK karena pengurangan, 4. PHK karena sakit, 5. PHK karena perusahaan tutup.
Jadi jelas ! Tiap - tiap kita Sang Pekerja seperti kita ini ? Suatu hari nanti pasti akan berhadapan dengan Sang Gelombang Maut PHK, hanya tinggal model dan waktulah yang akan berbicara, kapan giliran kita untuk menghadap ?
Selamat berjumpa di Gelombang Maut PHK !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar